Pengertian Tata Surya, Sejarah, Teori, Asal Usul Tata Surya dan Susunan Tata Surya |
Definisi dan Pengertian Tata Surya
Secara umum, pengertian tata surya merupakan kumpulan benda – benda langit yang terdiri dari Matahari sebagai poros dan planet sebagai benda yang mengelilinginya dengan mengikuti gaya gravitasi. Tata surya tersusun atas Matahari dan planet – planet (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) yang beredar mengelilinginya.Sejarah penemuan
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal semenjak zaman dahulu lantaran mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini mempunyai nama sendiri untuk masing-masing planet.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima periode kemudian membawa insan untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya bisa menjadikan mata insan "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat aneka macam perubahan bentuk penampakan Venus, menyerupai Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akhir perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari ialah sentra alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris ialah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain menyerupai Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan korelasi satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan aturan gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya
Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.
Pada dikala Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada sesudah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang tolong-menolong lantaran ukurannya tidak berbeda jauh dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper ialah potongan dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan lantaran Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga mempunyai satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya ialah inovasi UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga mempunyai satelit.
Beberapa Teori Tata Surya
Hingga dikala ini, belum ada satu teori pun yang secara niscaya sanggup menggambarkan proses terbentuknya tata surya. Meskipun begitu, hingga dikala ini setidaknya sudah ada 6 hipotesis yang coba diungkapkan oleh para hebat :Hipotesis Nebula
Menurut hipotesis Nebula, tata surya berasal dari kabut raksasa yang tersusun atas debu, es, dan gas yang disebut dengan istilah nebula yang kebanyakan zat penyusunnya ialah gas hidrogen. Teori Nebula ditemukan sekitar tahun 1734 oleh Emanuel Swedenborg dan disempurnakan pada Tahun 1775 oleh Immanuel Kant.
Hipotesis Planetisimal
Menurut hipotesis Planetisimal, tata surya berasal dari reaksi yang terjadi pada matahari dan bintang – bintang lainnya. Kedekatan jarak matahari dengan bintang lainnya ini diprediksi menimbulkan timbulnya tonjolan – tonjolan dan benda – benda padat yang menitari wilayah sekitar Matahari. Tonjolan dan benda – benda padat ini lah yang diperkirakan berkembang menjadi 8 planet yang ada di tata surya.
Hipotesis Pasang Surut Bintang
Menurut hipotesis Pasang Surut Bintang, planet yang ada di tata surya terbentuk sebagai dampak mendekatnya bintang lain ke arah Matahari yang menimbulkan tabarakan tertentu. Tabrakan ini mengahsilkan aneka macam macam serpihan yang nantinya akan terkondensasi menjadi planet – planet yang ada di tata surya.
Hipotesis Bintang Kembar
Menurut hipotesis Bintang Kembar, tata surya pada awalnya hanya terdiri atas dua bintang dengan ukuran dan bentuk yang sama persis. Seiring berjalannya, waktu salah satu dari dua bintang ini mengalami ledakan dan terbagi menjadi serpihan – serpihan kecil berupa planet – planet di tata surya.
Hipotesis Proto Planet
Menurut hipotesis Proto Planet, planet yang ada di tata surya terbentuk dari fenomena gumpalan awan gas dan gebu yang betebaran selama jutaan tahun di angkasa.
Hipotesis The Big Bang
Menurut hipotesis The Big Bang, tata surya berasal dari ledakan yang sangat besar. sangking besarnya ledakan tersebut, partikel – partikel sisa ledakan pada kesannya terpisah dan sesudah jutaan tahun lamanya partikel ini membentuk aneka macam macam benda (planet, bintang, satelit, dan aneka macam macam benda angkasa lainnya) yang dikala ini ada di sistem tata surya.
Asal-usul Tata Surya
Banyak hebat telah mengemukakan hipotesis wacana asal-usul Tata Surya, diantaranyaHipotesis nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenberg(1688-1772)tahun 1734dan disempurnakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775 Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es,dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menimbulkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan kesannya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace beropini bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.
Hipotesis planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal menyampaikan bahwa Tata Surya kita terbentuk akhir adanya bintang lain yang lewat cukup erat dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menimbulkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek gravitasi bintang menjadikan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
Hipotesis pasang surut bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk lantaran mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menimbulkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir mustahil terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang berjulukan G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
Susunan Tata Surya
Tata surya ialah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari. Susunan tata surya terdiri atas matahari, delapan planet, satelit-satelit pengiring planet, komet, asteroid, dan meteorid. Benda langit yang berupa planet dan benda langit lainnya dalam mengelilingi matahari disebut revolusi. Sebagian besar garis edarnya (orbit) berbentuk elips. Bidang edar planet-planet mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar planet bumi disebut bidang ekliptika. Selain berevolusi benda-benda langit juga berputar pada porosnya yang disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali berotasi disebut kala rotasi.Matahari
Matahari merupakan sentra tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya. Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan ke luar angkasa hingga hingga ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20 juta derajat celsius.
Planet
1. Planet Merkurius
Merkurius merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari. Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan, dan tidak mempunyai hawa. Garis tengahnya 4500 km, lebih besar daripada garis tengah bulan yang hanya 3160 km. Diperkirakan tidak ada kehidupan sama sekali di Merkurius. Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti panjang siang harinya 28 hari lebih, demikian juga malam harinya. Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari.
2. Planet Venus
Planet ini lebih kecil dari bumi. Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini populer dengan bintang kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pagi hari. Rotasi Venus ± 247 hari, dan berevolusi (mengelilingi matahari) selama 225 hari, artinya 1 tahun Venus ialah 225 hari.
3. Planet Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari. Ukuran besarnya hampir sama dengan Venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak antara bumi dengan matahari ialah 149 juga km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti hari bumi = 24 jam.
a. Gerak rotasi bumi
Gerak bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa matahari terbit lebih dulu di Irian Barat dari pada di Jawa. Satu kali rotasi bumi menjalani 3600 yang ditempuh selama 24 jam.
b. Akibat rotasi bumi
- Adanya gerak semu harian dari matahari
- Pergantian siang dan malam
- Penyimpangan arah angin, arus laut
- Penggelembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi
- Timbulnya gaya sentrifugal
- Adanya dua kali air pasang naik dan pasang surut dalam sehari semalam
- Perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat busurnya
c. Gerak revolusi dari bumi
Selama mengedari matahari ternyata sumbu bumi miring dengan arah yang sama terhadap bidang ekliptika. Kemiringan sumbu bumi ini besarnya 23 ½0 terhadap bidang ekliptika tersebut. Akibat dari revolusi bumi ialah :
Akibat dari revolusi bumi ialah :
- Pergantian empat musim
- Perubahan lamanya siang dan malam
- Terlihatnya rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan ke bulan
d. Gaya gravitasi terrestrial dari bumi
Bumi kita ini mempunyai gaya gerak atau gaya berat. Gaya tarik bumi ini dinamakan gaya gravitasi terrestrial bumi. Benda di bumi ini mempunyai bobot lantaran efek gaya gravitasi tersebut. Gaya gravitasi terrestrial inilah yang menahan semua materi yang ada di bumi serta atmosfernya hingga tidak hilang melayang ke alam semesta.
e.Waktu
Kita telah mengenal waktu satu hari satu malam yang lamanya 24 jam. Waktu 24 jam ini ialah sehari semalam solar (matahari) berdasarkan gerak semu matahari dalam menciptakan satu revolusi lengkap.
4. Planet Mars
Planet ini berwarna kemerah-merahan yang diduga tanahnya mengandung banyak besi oksigen, hingga jikalau oksigen masih ada jumlahnya sangat sedikit. Pada permukaan planet ini didapatkan warna-warna hijau, biru dan sawo matang yang selalu berubah sepanjang masa tahun. Mars mempunyai dua satelit atau bulan yaitu phobus dan daimus.
Jarak planet mars dengan matahari ialah 226,48 juga km. Garis tengahnya ialah 6272 km dan revolusinya 1,9 tahun. Rotasinya 24 jam 37 menit. Berdasarkan data yang dikirim oleh satelit Mariner IV di Mars tidak ada oksigen, hampir tidak ada air, sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung banyak air itu tak lebih merupakan lapisan salju yang sangat tipis.
5.Planet Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar. Berdasarkan analisis spektroskopis planet ini mengandung gas metana dan amoniak banyak, serta mengandung gas hidrogen. Yupiter mempunyai kurang lebih 14 satelit atau bulan. Planet Yupiter bergaris tengah 138.560 km, rotasinya cepat yaitu 10 jam. Oleh lantaran gaya gravitasinya yang sangat kuat, Yupiter mempunyai 12 satelit (bulan) dan 3 darinya beredar berlawanan arah dengan 9 lainnya.
6. Planet Saturnus
Saturnus mempunyai massa jenis yang sangat lebih kecil dari pada air yaitu 0,75 g/cm3, sehingga akan terapung di air. Ternyata planet ini berupa gas yang terdiri dari metana dan amoniak dengan suhu rata-rata 103 0C. Saturnus mempunyai 10 satelit dan diantaranya yang terbesar disebut Titan, yang lain disebut Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan 9 satelit lainnya.
7. Planet Uranus
Uranus mempunyai 5 satelit. Berbeda dengan planet yang lain, Uranus arah gerak rotasinya dari timur ke barat. Jarak ke matahari ialah 2860 juta km dan mengelilingi matahari dalam waktu 84 tahun. Rotasinya 10 jam 47 detik. Besar Uranus kurang dari setengah Saturnus, bergaris tengah 50.560 km. Berdasarkan pengamatan pesawat VOYAGER pada bulan Januari 1986 Uranus mempunyai 14 buah satelit.
8. Planet Neptunus
Neptunus mempunyai dua satelit, satu diantaranya disebut Triton. Satelit Triton beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke matahari 44790 km, mengelilingi matahari dalam 165 tahun sekali seputar.
c. Komet
Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya berambut panjang. Komet berdasarkan istilah bahasa ialah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas es yang sangat padat dan orbitnya lebih lonjong daripada orbit planet. Komet menyemburkan gas bercahaya yang sanggup terlihat dari bumi. Bagian-bagian komet, yaitu:
- inti komet, yaitu potongan komet yang kecil tapi padat tersusun dari debu dan gas.
- koma, yaitu kawasan kabut di sekeliling inti.
- ekor komet, yaitu potongan yang memanjang dan panjangnya bisa mencapai satu satuan astronomi(1SA=jarak antara bumi dan matahari).
Arah ekor komet menjauhi matahari. Kebanyakan komet tidak sanggup di lihat dengan mata telanjang,tapi harus dengan memakai Teleskop. Komet yang populer ialah komet Halley yang ditemukan oleh Edmunt Halley. Komet itu muncul setiap 76 tahun sekali. Komet sering disebut Bintang berekor.
d. Asteroid
Asteroid ialah benda langit yang menyerupai dengan planet-planet, yang terletak di antara orbit Mars dan Yupiter. Asteroid disebut juga planetoid atau planet kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang pertama adalah Ceres yang ditemukan oleh Giussepe Piazzi (astronom Italia). Icarus ialah salah satu asteroid yang pernah mendekati bumi dengan orbit yang berbentuk lonjong.
e. Meteoroid
Meteoroid ialah batuan-batuan kecil yang sangat banyak dan melayang-layang di angkasa luar. Batuan-batuan ini banyak mengandung unsur besi dan nikel yang masuk ke Atmosfer lantaran efek gravitasi bumi. Batuan-batuan atau benda langit yang bergesekan dengan atmosfer bumi dan habis terbakar sebelum hingga di permukaan bumi disebut meteor. Sedangkan batuan yang tidak habis terbakar dan hingga ke bumi disebut Meteorid.
f. Bulan
Bulan merupakan benda langit yang mengitari bumi. Karena bumi mengitari matahari, maka bulan juga mengitari matahari bersamaan dengan bumi. Selain itu, bulan juga berputar pada porosnya sendiri. Dengan demikian bulan mempunyai tiga gerakan sekaligus. Benda-benda langit yang berada di dalam tata surya tersusun secara rapi
Selama bergerak benda-benda itu tidak saling bertabrakan. Hal itu terjadi lantaran adanya gaya gravitasi pada masing-masing benda langit. Dengan demikian, sanggup dikatakan bahwa yang menimbulkan gerakan benda-benda langit teratur ialah gaya gravitasi.
Pencarian yang paling banyak dicari
- pusat tata surya adalah
- anggota tata surya
- susunan tata surya lengkap
- planet tata surya dan keterangannya
- tata surya planet
- gambar susunan tata surya
- sistem tata surya
- susunan tata surya dan planet planetnya
Post a Comment
Post a Comment