K13 2019 - Memasuki semester 2 genap tahun Pelajaran 2018/2019 berikut admin sajikan Soal-soal HOTS yang merupakan instrumen pengukuran yang dipakai untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, adalah kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melaksanakan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari banyak sekali informasi yang berbedabeda, 4) memakai informasi untuk menuntaskan masalah,dan 5 )menelaah inspirasi dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja.Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan duduk kasus (problem solving), menentukan taktik pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.
Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO.Sebagai teladan kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus kemudian penerima didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun taktik pemecahan duduk kasus baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diharapkan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya memakai stimulus.Stimulus merupakan dasar untuk menciptakan pertanyaan.Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik.Stimulus sanggup bersumber dari isu-isu global menyerupai duduk kasus teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Stimulus juga sanggup diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan menyerupai budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau banyak sekali keunggulan yang terdapat di kawasan tertentu. Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang dipakai dalam penulisan soal HOTS.
Langkah-Langkah Penyusunan Soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk sanggup menentukan sikap yang hendak diukur dan merumuskan bahan yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan sikap yang diharapkan. Selain itu uraian bahan yang akan ditanyakan (yang menuntut pikiran sehat tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh sebab itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan bahan ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam menentukan stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi kawasan di sekitar satuan pendidikan.Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang sanggup dibentuk soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru menentukan KD yang sanggup dibuatkan soal-soal HOTS.Tidak semua KD sanggup dibuatkan model-model soal HOTS.Guru-guru secara sanggup bangkit diatas kaki sendiri atau melalui lembaga MGMP sanggup melaksanakan analisis terhadap KD yang sanggup dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diharapkan untuk memandu guru dalam: (a) menentukan KD yang sanggup dibentuk soal-soal HOTS, (b) menentukan bahan pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang dipakai hendaknya menarik, artinya mendorong penerima didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh penerima didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong penerima didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru sanggup menentukan stimulus dari lingkungan sekolah atau kawasan setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci balasan
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibentuk untuk bentuk soal uraian.Sedangkan kunci balasan dibentuk untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.
Untuk lebih jelasnya mengenai langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS silahkan unduh filenya di bawah ini:
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja.Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan duduk kasus (problem solving), menentukan taktik pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.
Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO.Sebagai teladan kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus kemudian penerima didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun taktik pemecahan duduk kasus baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diharapkan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya memakai stimulus.Stimulus merupakan dasar untuk menciptakan pertanyaan.Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik.Stimulus sanggup bersumber dari isu-isu global menyerupai duduk kasus teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Stimulus juga sanggup diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan menyerupai budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau banyak sekali keunggulan yang terdapat di kawasan tertentu. Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang dipakai dalam penulisan soal HOTS.
Langkah-Langkah Penyusunan Soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk sanggup menentukan sikap yang hendak diukur dan merumuskan bahan yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan sikap yang diharapkan. Selain itu uraian bahan yang akan ditanyakan (yang menuntut pikiran sehat tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh sebab itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan bahan ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam menentukan stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi kawasan di sekitar satuan pendidikan.Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang sanggup dibentuk soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru menentukan KD yang sanggup dibuatkan soal-soal HOTS.Tidak semua KD sanggup dibuatkan model-model soal HOTS.Guru-guru secara sanggup bangkit diatas kaki sendiri atau melalui lembaga MGMP sanggup melaksanakan analisis terhadap KD yang sanggup dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diharapkan untuk memandu guru dalam: (a) menentukan KD yang sanggup dibentuk soal-soal HOTS, (b) menentukan bahan pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang dipakai hendaknya menarik, artinya mendorong penerima didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh penerima didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong penerima didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru sanggup menentukan stimulus dari lingkungan sekolah atau kawasan setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci balasan
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibentuk untuk bentuk soal uraian.Sedangkan kunci balasan dibentuk untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.
Untuk lebih jelasnya mengenai langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS silahkan unduh filenya di bawah ini:
MODUL PENYUSUNAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)
Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan kegiatan yang dikembangkan sebagai upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan pembelajaran berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Nah, bagi Bapak/Ibu yang ingin mendownload Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS), silahkan klik disini
Demikian yang terbaru, terkait dengan K13 2019: Langkah-Langkah Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan kegiatan yang dikembangkan sebagai upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan pembelajaran berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Nah, bagi Bapak/Ibu yang ingin mendownload Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS), silahkan klik disini
Demikian yang terbaru, terkait dengan K13 2019: Langkah-Langkah Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Post a Comment
Post a Comment