-->

Penilaian Investasi Yang Meliputi Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, Internal Rate Of Return, Dan Break Event Point

Post a Comment
Penilaian Investasi Yang Mencakup Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, Internal Rate of Return, dan Break Event Point 


Ditinjau dari sudut pandang keuangan, ada beberapa metode penilaian investasi yang sanggup digunakan untuk memilih apakah suatu investasi layak atau tidak layak dilakukan sebuah perusahaan. 

Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode yang digunakan tergangung dari kebutuhan tiap-tiap perusahaan. Metode yang mana yang cocok untuk digunakan oleh perusahaan. 

Dalam mengukur sebuah investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu metode saja, memakai beberapa metode sekaligus lebih baik. Semakin banyak metode yang dipakai, maka akan semakin banyak citra yang lebih lengkap. Informasi yang didapat lebih banyak. Sehingga keputusan investasi sanggup lebih tertarget dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. 

Keputusan investasi merupakan keputusan administrasi keuangan yang paling penting di antara ketiga keputusan jangka panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting, alasannya ialah selain penanaman modal pada bidang perjuangan yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta eksklusif besar lengan berkuasa pada nilai perusahaan. 

Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi ialah sebagai berikut: 
  1. Adanya usulan investasi (proposal investasi). 
  2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut. 
  3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan memakai beberapa metode penilaian kelayakan investasi. 
  4. Memutuskan mendapatkan atau menolak usulan investasi tersebut. 
Untuk menilai profitabilitas planning investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode non-konvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolak ukur untuk menilai profitabilitas planning investasi, yaitu payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga macam tolak ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR). 


1. Metode Payback Period (PP) 

Analisa metode penilaian investasi payback period ialah sebuah metode untuk mengetahui kapan waktu kembalinya dana investasi yang telah dikeluarkan. Payback period mengukur lamanya dana investasi yang dikeluarkan perusahaan akan kembali seluruhnya ibarat awal mula. 

Dengan analisa metode payback period akan diketahui berapa lama sebuah investasi sanggup dikembalikan ketika terjadi kondisi BEP (break even point) atau titik impas. 

Perhitungan metode ini diakukan dengan menghitung periode waktu yang dibutuhkan ketika jumlah arus kas yang masuk sama dengan jumlah arus kas yang keluar. 

Secara umum, apabila hasil payback periode memperlihatkan periode pengembalian yang lebih cepat. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan. Begitu juga sebaliknya, apabila payback period memperlihatkan periode pengembalian yang lebih lama. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan. 

Apabila ada lebih dari satu jenis investasi yang ditawarkan, periode pengembalian yang paling singkat yang seharusnya dipilih. 

Analisa metode payback period hanya disarankan untuk memperoleh pemanis gosip mengenai kecepatan waktu pengembalian dana yang akan diiinvestasikan. Seperti perusahaan teknologi misalnya handphone yang setiap bulan bahkan muncul produk gres yang menciptakan produk sebelumnya menjadi usang. Padahal masih baru. 

- Kelebihan Payback Period 
  • Payback period memberi gosip wacana kapan lamanya dana investasi akan kembali. 
  • Payback period memberi gosip wacana jangka waktu break even poin 
  • Payback period sanggup menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin pendek payback period, semakin kecil resiko kerugian. Begitu juga sebaliknya. 
  • Payback period sanggup membandingkan dua jenis investasi yang mempunyai return dan resiko yang sama dengan hanya melihat lamanya tempo pengembalian atas investasi. Payback period yang lebih pendek itulah yang disarankan untuk dipilih. 
  • Dampak investasi yang bekerjasama dengan persoalan likuiditas perusahaan sanggup diminialisir. 

- Kekurangan Payback Period 
  • Payback period mengabaikan proceeds atau penerimaan investasi yang diperoleh sesudah masa payback period tercapai. 
  • Payback period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of money) 
  • Payback period tidak mempunyai gosip wacana pemanis value yang sanggup diterima perusahaan. 
  • Payback period hanya mengukur rentang waktu kembalinya dana investasi. Tidak menganalisa keuntungan investasi/proyek pembangunan yang sudah direncanakan. 

2. Metode Net Present Value (NPV) 

Metode penilaian investasi net present value (NPV) ialah selisih antara nilai kini dari investasi dengan nilai kini dari penerimaan uang kas higienis dimasa mendatang. 

Dalam perhitungan net present value dibutuhkan data-data mengenai perkiaraan biaya operasi dan pemeliharaan, biaya investasi dan prakiraan keuntungan dari investasi yang sedang direncanakan. 

Keputusan dengan mengguanakan analisa NPV ini ada dua kemungkinan, yaitu: 
  • Apabila selisih antara nilai kini dari arus kas lebih besar yang berarti nilai NPV positif. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan. 
  • Apabila selisih antara nilai kini dari arus kas lebih kecil yang berarti nilai NPV negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan. 

- Kelebihan Analisa Metode Net Present Value. 
  • Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan 
  • Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan 
  • Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan 

- Kekurangan Analisa Metode Net Present Value 
  • Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka waktu yang juga berbeda. Maka nilai NPV yang lebih tinggi belum tentu memperlihatkan investasi tersebut lebih baik 
  • Manajer keuangan harus sanggup menghitung tingkat biaya modal selama masa investasi 
  • Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus kas. Faktor usia lamanya investasi juga sanggup mempengaruhi. 

3. Metode Profitability Index (PI) 

Analisa metode penilaian investasi profitability index (PI) membandingkan antara nilai arus kas dimasa mendatang dengan nilai pengeluaran investasi yang sekarang. 

Profitability index dikenal juga dengan nama profit investment ratio (rasio keuntungan investasi) dan value investment ratio (rasio investasi nilai). 

Apabila profitability Index kesannya lebih besar dari 1, Investasi tersebut layak untuk diambil. Semakin besar angkanya, maka investasi tersebut semakin layak. 

- Kelebihan Profitability Index 
  • Profitability index memperlihatkan gosip persentase arus kas dimasa mendatang dengan pedoman kas awal (cash initial) 
  • Profitability index memperhitungkan biaya modal (cost of capital) 
  • Profitability index memperhitungkan semua arus kas 
  • Profitability index memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money) 

- Kekurangan Profitability Index 
  • Profitability index tidak menginformasikan wacana return suatu proyek investasi 
  • Profitability index tidak mempunyai infomasi wacana resiko investasi 
  • Tidak menginformasikan apakah sebuah investasi memperlihatkan keuntungan bagi perusahaan 
  • Untuk menghitung profitability index dibutuhkan biaya modal 

4. Metode Internal Rate of Return (IRR) 

Analisa metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) ialah metode analisa investasi dengan menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan present value (nilai sekarang) investasi ketika ini dengan present value dari penerimaan arus kas dimasa yang akan datang. 

Metode IRR ini mungkin metode yang paling sering dilakukan. Mungkin alasannya ialah gampang digunakan dan banyak yang beranggapan dan percaya bahwa perhitungan IRR ialah hitungan yang memperlihatkan tingkat return yang sebenarnya. 

- Kelebihan Internal Rate of Return 
  • Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang 
  • Dasar perhitungan memakai pedoman arus kas. 
  • Tidak berefek pada pedoman arus kas selama periode investasi 
  • Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan investasi sanggup menciptakan prakiraan apabila discount rate tidak diketahui. 
  • Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas belakangan 

- Kekurangan Internal Rate of Return 
  • Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari nilai yang kemungkinan sanggup dicapai 
  • Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and error apabila tidak memakai software. 
  • Tidak sanggup membedakan antara proyek/investasi yang mempunyai perbedaan dalam ukuran dan keadaan investasi. 
  • Dalam perhitungan sanggup menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak menghasilkan nilai IRR sama sekali. 

5. Break Even Point (BEP) 

Merupakan titik impas dimana biaya yang dikeluarkan dan pendapatan ialah seimbang, sehingga pada ketika itu investasi tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. 

Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. 

- Kelebihan Break Even Point (BEP) 
  • Pertimbangan wacana produk gres dalam memilih berapa tingkat penjualan yang harus dicapai semoga perusahaan memperoleh laba. 
  • Sebagai kerangka dasar penelitian efek perluasan terhadap tingkat operasional. 
  • Memberikan gosip mengenai banyak sekali tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan 
  • kemungkinan memperoleh keuntungan berdasarkan tingkat penjualan yang bersangkutan. 
  • Mengevaluasi keuntungan dari perusahaan secara keseluruhaan. 
  • Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang gampang dibaca dan dimengerti 

- Kekurangan Break Even Point (BEP) 
  • Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataan harga ini kadang kala harus berubah sesuai dengan kekuatan seruan dan penawaran di pasar. Untuk menutupi kelemahan itu, maka harus dibentuk analisis sensitivitas untuk harga jual yang berbeda. 
  • Asumsi terhadap cost, penggolongan biaya tetap dan biaya variabel juga mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan biaya tetap tidak sanggup tidak harus berubah alasannya ialah pembelian mesin-mesin atau peralatan lainnya. Dengan demikian juga perhitungannya biaya variabel perunit juga akan sanggup dipengaruhi perubahan ini. 
  • Jenis barang yang dijual tidak selalu satu jenis. 
  • Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada banyak sekali kapasitas.

Related Posts

Post a Comment