-->

Perdagangan Luar Negeri Dan Kesejahteraan & Kebijakan Dan Perdagangan Luar Negeri (Promosi Ekspor Dan Subsidi Impor)

Post a Comment
BAB I 


PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 

Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu perihal yang menonjol ialah mengenai pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam perekonomian suatu negara lantaran sanggup menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian negara tersebut. Selain itu pertumbuhan ekonomi juga merupakan salah satu indikator kemajuan pembangunan. 

Salah satu hal yang sanggup dijadikan pelopor bagi pertumbuhan ialah perdagangan luar negeri (perdagangan luar negeri). Jika aktifitas perdagangan luar negeri ialah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya sanggup menjadi pelopor bagi pertumbuhan. Pada awal tahun 1980-an Indonesia memutuskan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai pelopor bagi pertumbuhan. 

Ketika perdagangan luar negeri menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan modal antar negara menjadi potongan yang penting juga untuk dipelajari. Perpindahan modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya perdagangan luar negeri. Ketika terjadi perdagangan luar negeri yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan kawasan produksi. 

Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara biaya produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan biaya yang muncul kalau barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika biaya produksi di negara eksportir ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi di negara importir, maka investor akan memindahkan lokasi produksinya di negara importir. 

1.2 Rumusan Masalah 
  1. Bagaimana Perdagangan Luar Negeri Dan Kesejahteraan? 
  2. Bagaimana Kebijakan dan Perdagangan Luar Negeri (Promosi Ekspor dan Subsidi Impor)? 
  3. Bagaimana Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri (Globalisasi)? 
  4. Bagaimana Analisis Hutang Luar Negeri ? 
  5. Bagaimana Analisis Neraca Pembayaran Indonesia ? 

1.3 Tujuan Penulisan 
  1. Untuk Mengetahui Perdagangan Luar Negeri Dan Kesejahteraan ! 
  2. Untuk Mengetahui Kebijakan dan Perdagangan Luar Negeri (Promosi Ekspor dan Subsidi Impor)! 
  3. Untuk Mengetahui Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri (Globalisasi)! 
  4. Untuk Mengetahui Analisis Hutang Luar Negeri! 
  5. Untuk Mengetahui Analisis Neraca Pembayaran Indonesia! 

2.1 Perdagangan Luar Negeri Dan Kesejahteraan 

 Dalam konteks perekonomian suatu negara Perdagangan Luar Negeri Dan Kesejahteraan & Kebijakan dan Perdagangan Luar Negeri (Promosi Ekspor dan Subsidi Impor)
Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk disuatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar janji bersama. Penduduk yang dimaksud disini ialah individu satu dengan individu yang lain, antar individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu dari dua kekuatan ekonomi yang melatarbelakangi perekonomian Indonesia ketika ini. 

Dibukanya suatu perekonomian Indonesia terhadap relasi luar negeri mempunyai konsekuensi yang luas terhadap perekonomian dalam negeri. Konsekuensi ini meliputi aspek hemat maupun Non ekonomis. 

- Terdapat dua konsekuensi penting dari perdagangan yaitu: 

1. Adanya manfaat perdagangan 

Manfaat perdagangan internasional lainnya ialah sebagai berikut: 

a. Efisiensi 

Melalui perdagangan internasional, setiap negara tidak perlu memproduksi semua kebutuhannya, tetapi cukup hanya memproduksi apa yang bisa diproduksinya dengan cara yang paling efisien dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan demikian, akan tercipta efisiensi dalam pengalokasian sumber daya ekonomi dunia. 

b. Perluasan Konsumsi dan Produksi 

Perdagangan internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu negara. 

c. Peningkatan Produktifitas 

Negara-negara yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan berusaha meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan tetap unggul dari negara lain dalam memproduksi barang tersebut. 

d. Sumber Penerimaan Negara 

Dalam perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas negara dari pajak-pajak ekspor dan impor. 

2. Adanya kecenderungan ke arah spesialisasi dalam produksi barang-barang yang mempunyai keunggulan komparatif. 

Setiap negara dalam melaksanakan perdagangan internasional akan mengalami dampak positif dan dampak negatif terhadap perekonomian negara itu sendiri. Sejauh mana efek perekonomian negara tiap negara berbeda-beda. 

- Dampak positif dari perdagangan internasional antara lain: 
  • Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas. 
  • Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional. 
  • Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor. 
  • Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutamadalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi gres sanggup membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat. 
  • Melalui impor, kebutuhan dalam negara sanggup terpenuhi. 
  • fMemperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja. 
  • Mempererat relasi persaudaraan dan kerjasama antar negara. 
- Dampak negatif dari perdagangan internasional antara lain: 
  • Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akhir masuknya barang impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menimbulkan industri dalam negeri mengalami kerugian besar. 
  • Munculnya ketergantungan dengan negara maju. 
  • Terjadinya persaingan yang tidak sehat, lantaran efek perdagangan bebas. 
  • Bila tidak bisa bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri. 
Jadi, efek perdagangan luar negeri terhadap kesejahteraan Masyarakat tergantung seberapa besar efek pemerintah untuk memutuskan regulasi – regulasi yang sanggup meningkatkan kesejahteraan penduduk negaranya, tetapi tidak sanggup dipungkiri perdagangan luar negeri juga mempunyai efek negatif apabila tidak disikapi pemerintah dan juga penduduknya itu sendiri. Dalam masa globalisasi ini kita harus bersikap terbuka dalam hal-hal yang berpotensi meningkatkan stabilitas perekonomian dan kesejahteraan penduduk Negara tersebut. Serta, tugas pemerintah yang harus peduli dengan kesejahteraan penduduk dalam setiap regulasi yang mereka buat.


2.2 Kebijakan dan Perdagangan Luar Negeri (Promosi Ekspor dan Subsidi Impor) 

2.2.1 Kebijakan Perdagangan Internasional 

Kebijakan perdagangan internasional setiap negara berbeda dengan negara lain. Ada negara yang menentukan menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free trade), ada yang menentukan menjalankan kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula yang menentukan adonan keduanya. Kebijakan-Kebijakan Perdagangan Luar Negri, meliputi: 

1. Perdagangan Bebas 

Perdagangan bebas ialah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara berlangsung dengan sedikit ataupun tanpa rintangan. Menurut anutan fisiokratis dan anutan liberal (klasik), liberalisasi perdagangan sanggup memacu kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi lantaran beberapa alasan berikut: 
  • Perdagangan Bebas cenderung memacu persaingan, sehingga menyempurnakan skala hemat dan alokasi sumber daya. 
  • Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan perbaikan kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor produksi. 
  • Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan serta memupuk tingkat laba, tabungan, dan investasi. 
  • Perdagangan bebas akan lebih gampang menarik modal ajaib dan tenaga ahli, laba, tabungan, dan investasi. 
  • Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan yang lebih luas atas barang-barang yang tersedia. 
2. Perdagangan Proteksionis 

Salah satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis ialah untuk meningkatkan daya saing produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai tukar (terms of trade) barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara maju, sering dinilai lebih tinggi dari nilai tukar barang primer, yaitu ekspor utama negara-negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan utama timbulnya kebijakan perdagangan proteksionis. Dalam kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan proteksionis yang dipakai oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya ialah tarif atau bea masuk, kuota, subsidi, dan larangan impor. 

1) Tarif atau Bea Masuk 

Tarif atau bea masuk ialah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor. 

2) Kuota 

Kuota ialah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. 

3) Subsidi 

Subsidi terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga, sehingga produksi domestik sanggup bersaing dengan barang impor dan akan mendorong konsumen membelinya. 

4) Larangan Impor 

Karena alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu negara tidak menghendaki impor barang tertentu.

2.2.2 Promosi Ekspor dan Subsidi Impor 

Ekspor dan Impor ialah hal yang menjadi inti dalam perdagangan internasional, dimana negara atau swasta secara legal menjual barang hasil produksinya ke keseluruh dunia. maka hal ini penting suatu negara menciptakan kebijakan dalam melaksanakan aktivitas ekspor impor, semoga senantiasa bisa meningkatkan perkembangan dari negara itu sendiri. maka menyerupai apakah kebijakan impor dan ekspor di negara kita ini. 

Kebijakan promosi ekspor hanya sanggup dilakukan apabila kebutuhan atau undangan dalam negeri telah terpenuhi. Untuk memperoleh peningkatan devisa pemerintah dari ekspor pemenuhan kualitas barang sesuai standar internasional menjadi prasyarat mutlak harus dipenuhi oleh perusahaan Indonesia yang ingin bersaing di pasar internasional. 

1. Kebijakan Substitusi Impor (SI) 

Kebijakan substitusi impor (import substitution) ialah kebijakan memproduksidi dalam negeri terhadap barang - barang yang tadinya diimpor. Kebijakan ini paling sering ditempuh pada tahap awal pembangunan ekonomi khususnya pembangunan industri. 

Ada beberapa man&aat positi& yang diperoleh dan kebijakan substitusi impor antara lain: 
  • Mengurangi ketergantungan pada impor. Terutama untuk barang – barang kebutuhan pokok atau yang menghasilkan produk antara. 
  • Memperkuat sektor industri. Pengembangan sektor industri diharapkan untuk memperkuat perekonomian. Salah satu jalan untuk mempercepat pembangunan industri ialah SI di mana pemerintah memperlihatkan akomodasi yang memperbesar minat dan kemampuan swasta untuk berinvestasi. Industri - industri yang dibangun menurut kebijakan SI pada tahap awal umumnya ialah yang bersifat padat karya dan atau berteknologi rendah. Sebab industri tersebut relatif sesuai dengan kualitas SDM di NSB. Lagi pula industry - industri tersebut sanggup menghasilkan keunggulan komparatif. 
  • Memperluas kesempatan kerja. bertumbuhnya sektor industri juga sanggup memperluas kesempatan kerja. Dengan demikian tenaga kerja yang melimpah disektor pertanian akan diserap oleh sektor industri tanpa mengurangi output sektor pertanian. 
  • Menghemat devisa. Penghematan devisa berarti memperbaiki neraca pembayaran. Perbaikan neraca pembayaran umumnya dilihat dan surplus neraca perdagangan atau menurunnya devisit neraca perdagangan lantaran impor makin mengecil. Atau sanggup juga dilihat dalam neraca modal dimana modal masuk lebih besar daripada modal keluar. Perbaikan neraca pembayaran ini akan memperlihatkan imbas multiplikasi perekonomian domestik sekaligus memperbaiki posisi diperekonomian dunia. 
Disamping manfaat - manfaat tersebut Substitusi Impor juga memilki keterbatasan - keterbatasan antara lain: 
  • Menguntungkan perusahaan asing. Perusahaan ajaib yang menanamkan modal disektor industri substitusi impor akan memperoleh keuntungan lantaran memperoleh perlindungan di balik benteng tarif dan memperoleh vasilitas dispensasi pajak serta insentif penanaman modal. 
  • Pasar domestik cepat jenuh. Titik lemah dari kebijakan SI bukanlah pada aspek penawaran melainkan aspek permintaan. rendahnya pendapatan per kapita penduduk NSB menimbulkan undangan domestik akan produk - produk industry amat kecil. Artinya skala pasar domestik relatif kecil sehingga cepat jenuh. 
  • Memunculkan atau memperkuat tanda-tanda monopoli dan atau oligopoli. Kecilnya skala pasar domestik menimbulkan para investor meminta jaminan kepastian pasar semoga skala jual produksi mereka mencapai tingkat efisiensi hemat bahkan sanggup memperlihatkan keuntungan super normal (supernormal profit). Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa para investor menuntut hak monopoli illegal atau pembatasan jumlah produsen menurut ketentuan hukum. Tidak mengherankan bila struktur industri di NSB umumnya monopoli atau oligopoli yang menurut kekuatan hukum. 
  • Ketergantungan yang makin besar terhadap impor. Barang menjadi duduk kasus besar dalam kebijakan SI ialah tidak tersedianya industri pendukung contohnya yang sanggup menyediakan mesin - mesin dan materi - materi baku. Akibatnya kebijakan SI justru menimbulkan ketergantungan gres terhadap impor. Impor materi baku dan barang modal justru meningkat kalau sasaran pertumbuhan output industri atau ekononii ditingkatkan 

2. Kebijakan Promosi Ekspor (PE) 

Promosi ekspor (PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar domestik lantaran pasar luar negeri relatif jauh lebih besar daripada pasar domestik. Kebijakan PE umumnya dilakukan sehabis berhasil melaksanakan SI kendati ada juga yang melaksanakan secara bersamaan. Ada empat faktor yang sanggup menjelaskan bahwa kebijakan PE bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dibandingkan kebijakan SI yaitu: 

  • Kaitan sektor pertanian dengan sektor industri contohnya agroindustri yang berkembang lantaran berorientasi pada materi baku pertanian. ,dengan adanya kaitan ini maka undangan sektor industri terhadap sektor pertanian tetap sanggup dipertahankan. 
  • Skala ekonomi (economies of scale) sanggup dicapai lantaran undangan ekspor yang skalanya cukup besar sehingga sanggup diproduksi secara manufaktur masal. 
  • Meningkatnya persaingan atas prestasi perusahaan lantaran kuatnya persaingan pada pasar dunia. 
  • Dampak kekurangan devisa atas pertumbuhan ekonomi sanggup diatasi. Meskipun kebijakan PE memperlihatkan manfaat namun juga ada beberapa masalah, seperti: 
1. Cepat jenuhnya pasar internasional; Cepat jenuhnya pasar internasional disebabkan oleh faktor undangan dan penawaran. Dilihat dan sisi undangan apa yang diekspor oleh NSB menyerupai pakaian masakan olahan barang – barangel ektronik sederhana bahkan kendaraan umumnya merupakan barang kebutuhan pokok bagi negara maju. Sebagai barang kebutuhan pokok elastisitas permintaannya (elastisitas harga dan elastisitas pendapatan) sangat rendah sehingga pasarnya relatif tetap. 
2. Makin kuatnya kebijakan perlindungan oleh Negara - negara maju; Sekalipun Negara - negara maju mempunyai keunggulan komparatif dalam produksi teknologi padat modal dan ilmu pengetahuan mereka tetap melaksanakan perlindungan terhadap industry - industri yang berteknologi sederhana. 
2.3 Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri (Globalisasi) 

2.3.1 Perdagangan Luar Negeri (Globalisasi) 

Perdagangan internasional ialah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang bisa memenuhi semua kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Begitu pula, suatu negara yang mempunyai surplus sanggup mengekspor produknya ke luar negeri. Dalam sistem perdagangan internasional, biasanya suatu negara yang melaksanakan impor barang ke luar negeri tidak terorientasi kepada keuntungan atau keuntungan, akan tetapi pemenuhan kebutuhan akan barang terhadap masyarakat negara tersebut. 

- Faktor-Faktor Pendorong Adanya Perdagangan Internasional 

a. Keanekaragaman Kondisi Produksi 

Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara sanggup memperoleh barang yang tidak sanggup dihasilkannya di dalam negeri. 

b. Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi 

Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar. 

c. Perbedaan Selera 

Sekalipun kondisi produksi di semua negara ialah sama, namun setiap negara mungkin akan melaksanakan perdagangan kalau selera mereka berbeda. 

- Komponen-Komponen Neraca Pembayaran 

Necara pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang (neraca perdagangan) dan neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan (current account) dan neraca modal. 

a. Neraca barang (Neraca Perdagangan) 

Neraca barang disebut juga neraca transaksi berjalan (current account). Ekspor barang merupakan transaksi kredit lantaran transaksi itu menimbulkan hak untuk mendapatkan pembayaran (menyebabkan terjadinya anutan uang atau dana masuk ke dalam negeri). Impor barang merupakan transaksi debet lantaran menimbulkan kewajiban untuk melaksanakan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan anutan dana atau uang ke luar negeri). 

b. Neraca Jasa 

Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi penjualan jasa angkutan, turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan modal di luar negeri. Ekspor jasa termasuk transaksi kredit. Impor jasa meliputi pembelian jasa dari penduduk negara lain, termasuk pembayaran bunga, dividen atau keuntungan modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain. 

- Manfaat Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran 

Adapun manfaat perdagangan internasional antara lain: 

1. Efisiensi penggunaan sumberdaya 
2. Perluasan konsumsi dan produksi 
3. Peningkatan produktifitas 
4. Sumber penerimaan Negara 

2.3.3 Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri Dalam Globalisasi 

a. Globalisasi ekonomi menjadi pertarungan pengembangan market share dari setiap unit usahapada skala dunia. 

b. Masyarakat dunia sampaumur ini sedang berubah dari masa masyarakat industri memasuki ke masa masyarakat informasi. Masyarakat tidak bisa menutup diri karna teknologi informasi bisa menembus batas-batas wilayah kekuasaan negara. 

c. Hubungan saling ketergantungan menimbulkan sistem ekonomi nasional cenderung menjadi potongan sistem ekonomi global. Aktivitas ekonomi berlangsung dalam arus gerak barang, jasa dan uang di dunia secara dinamis sesuai dengan prinsip ekonomi. 

d. Ketergantungan ekonomi yang sedang tumbuh berubah dari deretan relasi antar negara menjadi inter-region (antar blok). Kekuatan blok-blok ekonomi itu risikonya akan menjadi ukuran bargaining power tiap negara dalam perdagangan internasional. 

2.4 Analisis Hutang Luar Negri 

Hutang luar negeri diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa ataupun dalam bentuk devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa yang diterima dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PPHLN) yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tetentu atau hutang luar negeri ialah sumber pembiayaan negara yang berasal dari negara asing, badan/lembaga keuangan internasional atau dari pasar uang internasional yang berbentuk devisa, barang, dan atau jasa termasuk penjaminan yang menjadikan pembayaran di masa yang akan tiba yang harus dibayar kembali sesuai janji bersama. 

Dalam rangka pencapaian tujuan suatu negara maka diperlu adanya program-program pembangunan yang berkesinambungan dengan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Salah satu syarat utama untuk mencapai tujuan pembangunan ialah cukup tersedianya dana investasi. Kebutuhan dana investasi tersebut secara ideal seharusnya sanggup didanai dari dana (tabungan) dalam negeri. Tetapi dalam kenyataannya menyerupai negara berkembang lainnya, Indonesia masih menghadapi kasus keterbatasan modal dalam negeri yang dibutuhkan untuk pembiayaan pembangunan. 

Hal tersebut tercermin dengan adanya kesenjangan antara tabungan dalam negeri dengan dana investasi yang diperlukan. Untuk menutup investasi yang diharapkan ini, pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan ekonomi Indonesia. Di samping itu, pinjaman luar negeri diharapkan dalam upaya menutup kesenjangan antara kebutuhan valuta ajaib yang telah ditargetkan dengan devisa yang diperoleh dari penerimaan hasil aktivitas ekspor. 

Factor penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia secara umum yaitu: 

1. Defisit Transaksi Berjalan (TB) 

TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, memperlihatkan operasi total perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor, pembayaran transfer. Transaksi berjalan yang menurun tiap tahunnya, bersama-sama masih surplus, artinya seharusnya tidak perlu melaksanakan pinjaman utang. Tetapi ada peramalan-peramalan yang menyampaikan triwulan kedepan defisit sehingga dibutuhkan utang pinjaman luar negeri, risikonya indonesia kembali berhutang dan semakin menambah hutang Indonesia terhadap luarg negeri. Dalam hal ini, tugas pemerintah sangat dibutuhkan sekali. Kebijaksanaa dalam menuntaskan kasus juga sangat dibutuhkan. Dimana pemerintah seharusnya memaksimalkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia semoga menimimalisir import dari luar negeri dan juga mengurangi pinjaman laur negeri. 

2. Meningkatnya kebutuhan investasi 

Investasi ialah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu usang dengan cita-cita mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Di samping kelangkaan dana, meningkatnya utang LN juga didorong oleh perbedaan tingkat suku bunga. Hal yang paling tidak sanggup dihindari disini ialah perbedaan tingkat suku bunga, hal ini sangat kuat sekali dimana rupiah sebagai mata uang Indonesia nilai mata uangnya jauh di banding negara-negara asing. Sehingga cukup sulit untuk mengendalikan hutang luar negeri. Karena meningkatnyasemakin meningkatnya investasi yang terjadi, hal itu yang mendorong Indonesia untuk berhutang lantaran tingkat suku bunga yang berbeda tersebut. 

3. Meningkatnya Inflasi 

inflasi ialah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan prosedur pasar yang sanggup disebabkan oleh banyak sekali faktor. Laju inflasi mempengaruhi tingkat suku bunga, lantaran ekspektasi inflasi merupakan komponen suku bunga nominal. Dengan rendahnya suku bunga maka minat orang untuk berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja negaranya melalui pinjaman luar negeri. Karena minat orang Indonesia rendah pemerintah terpaksa melaksanakan utang luar negeri, kenaikan harga-harga barang yang terus-menerus inilah yang menimbulkan orang enggan untuk berinvestasi. 

4. Struktur perekonomian tidak efisien - dengan alat ukur ICOR 

Incremental capital output ratio (ICOR) ialah rasio antara investasi di tahun yang kemudian dengan pertumbuhan output (PDRB). ICOR mencapai 4,9 (1984 – 2011) yang seharusnya antara 3 – 3.5. Kaprikornus ada pemborosan sekitar 30%, lantaran tidak efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan invetasi besar. Hal ini akan mendorong utang luar negeri. 

2.4.1 Dampak Hutang Luar Negeri Indonesia 

yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akhir keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya indikator-indikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara donor, menyerupai arah pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif ekonomi itu sendiri. 

- Dampak positif 

Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan memakai pelengkap dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi sanggup dipacu sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, hutang luar negeri bisa memperlihatkan manfaat sebagai berikut: 
  1. Membantu dan mempermudah negara untuk melaksanakan aktivitas ekonomi. 
  2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN 
  3. Sebagai sumber investasi swasta 
  4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal 
  5. Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara 
- Dampak Negatif 

Dalam jangka panjang utang luar negeri sanggup menimbulkan banyak sekali macam duduk kasus ekonomi negara Indonesia, salah satunya sanggup menimbulkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri sanggup memberatkan posisi APBN, lantaran utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya, dan masih banyak akhir jangka panjang yang ditimbulkan pijaman luar negeri ini.


2.5 Analisis Neraca Pembayaran Indonesia 

Penyusunan neraca pembayaran Indonesia didasarkan pada Balance of Payments Manual yang diterbitan oleh IMF. Neraca pembayaran Indonesia memuat statistik mengenai transaksi ekonomi yang dilakukan penduduk Indonesia dengan bukan penduduk dalam suatu periode tertentu. Transaksi ekonomi ialah pertukaran nilai ekonomi dari satu unit ekonomi kepada unit ekonomi lainnya yang meliputi pertukaran barang dan jasa dengan finansial item, tukar barang pertukaran antar finansial item dan pemberian atau penerimaan barang dan jasa atau finansial item tanpa imbalan. 

Neraca pembayaran di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengelolaan ekonomi makro Indonesia, yang selain sanggup dijadikan sebagai tolok ukur dalam mengukur kemampuan suatu perekonomian nasional dalam menopang transaksi-transaksi internasional, terutama yang berafiliasi dengan kewajiban pembayaran utang dan transaksi ekspor-impor, neraca pembayaran juga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi tindakan para pelaku pasar, beserta sejumlah besaran yang ada di dalamnya, menyerupai transaksi ekspor dan impor barang dan jasa itu sendiri, yang mempunyai peranan prnting dalam pembentukan produk domestik bruto. Oleh lantaran itu, sektor ini merupakan sektor yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya mendorong perbaikan ekonomi di dalam negeri. 

Berikut ini klarifikasi singkat mengenai transaksi debit dan transaksi kredit: 

1. Transaksi Debit ialah transaski yang menjadikan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Contoh : Indonesia memebeli jasa dari Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan kewajiban untuk mengadakan pembayaran kepada Malaysia, sehingga transaksi jasa tersebut merupakan transaksi debit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda (-). 

2. Transaksi Kredit ialah transaksi yang menjadikan timbul atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mendapatkan pembayaran dari negara lain. Contoh : Indonesia menjual jasa ke Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan hak untuk mendapatkan pembayaran dari Malaysia, maka transaksi tersebut merupakan transaksi kredit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda (+). 

Neraca pembayaran Indonesia sanggup diperoleh dari beberapa penerbitan resmi, diantaranya sebagai berikut: 

1. Nota Keuangan dan RAPBN yang diterbitkan setahun sekali untuk masing-masing tahun anggaran oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia. 

2. Bank Indonesia : Laporan Tahun Pembukuan, yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing-masing tahun anggaran oleh Bank Indonesia. 

3. Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia yang diterbitkan 2 bulan sekali oleh Bank Indonesia. 

4. Statistik Indonesia : Statistical Yearbook of Indonesia, yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik setahun sekali. 

5. Indikator Ekonomi, yang diterbitakan oleh Biro Pusat Statistik setahun sekali. 

A. Pos-Pos Debit dan Kredit dalam Neraca Pembayaran 

Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat pada sisi debit dan sisi kredit. Pos-pos yang di debit dan yang di kredit dalam neraca pembayaran diantaranya sebagai berikut: 

- Transaksi Debit: 

1. Neraca Barang 
  • Impor barang dari negara lain 
2. Neraca Jasa 
  • Pembayaran jasa ke penduduk luar negeri 
  • Pembayaran biaya pariwisata ke luar negeri 
3. Neraca Hasil Modal 
  • Pembayaran bunga dan dividen 
4. Neraca Modal 
  • Kredit yang diberikan ke luar negeri dan pembayaran cicilan utang 
5. Neraca Utang Piutang Jangka Panjang 
  • Pembelian obligasi dari luar negeri 
- Transaksi Kredit: 

1. Neraca Barang 
  • Ekspor barang ke negara lain 
2. Neraca Jasa 
  • Penerimaan jasa dari penduduk luar negeri 
  • Penerimaan pariwisata dari luar negeri 
3. Neraca Hasil Modal 
  • Penerimaan bunga dan dividen 
4. Neraca Modal 
  • Kredit yang diperoleh dari luar negeri dan penerimaan cicilan utang 
5. Neraca Utang Piutang Jangka Panjang 
  • Penjualan obligasi ke luar negeri 

B. Komponen Neraca Pembayaran 

Berdasarkan neraca pembayaran kita sanggup mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara sanggup dibedakan sebagai berikut: 

1) Transaksi Dagang (Trade Account) 

Transaksi dagang ialah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang (merchandise) dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi barang (visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit. 

2) Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment) 

Transaksi pendapatan modal ialah semua transaksi penerimaan atau pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan pendapatan modal ajaib di negeri kita. Pendapatan tersebut sanggup berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga dan dividen kepada penduduk negara ajaib merupakan transaksi debit. 

3) Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction) 

Transaksi unilateral ialah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya transaksi tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau derma yang diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral ialah hadiah (gift), derma (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu negara memberi hadiah atau derma ke negara lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, kalau suatu negara mendapatkan hadiah atau derma dari negara lain, termasuk dalam transaksi kredit. 

4) Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment) 

Transaksi penanaman modal pribadi ialah semua transaksi yang berafiliasi dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan dari tangan penduduk negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila terjadi penjualan saham atau penduduk ajaib yang mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini dikredit. 

5) Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan) 

Transaksi utang piutang jangka panjang ialah semua transaksi kredit jangka panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai pola transaksi penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, mendapatkan pembayaran kembali pinjaman-pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara lain, atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi atau lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat di sebelah debit. 

6) Transaksi Utang Piutang Jangka Pendek (Short Term Capita1) 

Transaksi utang piutang jangka pendek ialah semua transaksi utang piutang yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat wesel. 

7) Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating) 

Transaksi kemudian lintas moneter ialah pembayaran terhadap transaksi-transaksi pada current account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral) dan investment account (transaksi penanaman modal langsung, utang piutang jangka pendek, dan utang piutang jangka panjang). Apabila jumlah pengeluaran current account dan investment account lebih besar daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit monetary acomodating. Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: 

1) Transaksi Berjalan (Current Account) 

Transaksi berjalan ialah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang dan jasa-jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi pendapatan modal dan transaksi unilateral. 

2) Neraca Modal (Capital Account) 

Neraca modal ialah neraca yang memperlihatkan perubahan dalam harta kekayaan (asset) suatu negara di luar negeri dan aset ajaib di suatu negara, di luar aset cadangan pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal langsung, transaksi utang piutang jangka panjang dan transaksi utang piutang jangka pendek. 

3) Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions) 

Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai transaksi kredit dari suatu Neraca Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi debitnya. 

C. Mekanisme Neraca Pembayaran 

Terdapat tiga prosedur atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran, yaitu sebagai berikut : 
  • Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau prosedur harga (price effects). 
  • Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau prosedur pendapatan (income effects). 
  • Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau prosedur moneter (real balance effects). 

D. Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran 

Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor, sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca pembayaran memperlihatkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga sanggup dikatakan seimbang apabila stok nasional (cadangan devisa) tidak berubah dan tidak ada anutan modal/pinjaman akomodatif. 

Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara dikarenakan oleh komponen berikut: 
  • Stok Nasional; Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan kalau terjadi kenaikan stok nasional berarti surplus. 
  • Pinjaman Akomodatif; Pinjaman yang masuk lantaran berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti merupakan potongan dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas kemauannya sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit. 
  • Defisit total ialah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif. 
  • Surplus total ialah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif.


BAB III 

PENUTUP 

3.1 Kesimpulan 

1. Perdagangan luar negeri ialah aktivitas menjual dan membeli (transaksi) yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar janji bersama. 

2. Perdagangan luar negeri meliputi perpindahan barang, jasa antar negara (transfer of goods and services), perpindahan modal melalui investasi (transfer of capital), perpindahan tenaga kerja (transfer of labour), perpindahan teknologi (transfer of technology), penyampaian informasi (transfer of data). 

3. Kebijakan perdagangan internasional setiap negara berbeda dengan negara lain. Ada negara yang menentukan menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free trade), ada yang menentukan menjalankan kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula yang menentukan adonan keduanya. 

3.2 Saran 

Di masa globalisasi menyerupai kini ini, perdagangan internasional memang sangat diharapkan untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Tetapi sangat diharapkan pengawasan yang ketat semoga barang – barang yang masuk bukan merupakan barang yang terlarang. 

Perdagangan internasional juga membuka peluang perjuangan bagi perjuangan kecil menengah. Barang – barang kreatif hasil karya anak bangsa sanggup diekspor ke luar negeri, lantaran selama ini sudah terbukti hasil kesenian budaya kita banyak diminati pasar internasional. 

Pemerintah diharapkan berperang aktif dalam memajukan perdagangan internasional dan juga dalam menyaring barang dan budaya yang ikut terbawa sebagai dampak dari globalisasi di perdagangan internasional. Semoga dengan adanya perdagangan internasional ini bangsa kita menjadi lebih maju lantaran menyerap banyak informasi dan tekhnologi dari luar negri. Tetapi Negara kita juga jangan hingga terbawa arus globalisasi dan kehilangan jati diri. Kita sebagai bangsa Indonesia harus tetap berpegang teguh pada pancasila. 

DAFTAR PUSTAKA 

Sukirno, Sadono. 2008. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional 
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian 
https://rajasoal.com/search?q=bab-i-pendahuluan-1 
https://rajasoal.com/search?q=bab-i-pendahuluan-1 








Related Posts

Post a Comment