PANCASILA SEBGAI IDEOLOGI
Pancasila ialah Ideologi yang harus ditanamkan dengan cara iktikad yang diubahsuaikan dengan strata pendidikan. Selain ditanamkan dengan cara doktrin, harus dipikirkan pula bagaimana pancasila tersebut untuk mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah masyarakat.
Pancasila ialah Ideologi yang harus ditanamkan dengan cara iktikad yang diubahsuaikan dengan strata pendidikan. Selain ditanamkan dengan cara doktrin, harus dipikirkan pula bagaimana pancasila tersebut untuk mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah masyarakat.
Artinya sila-sila yang ada di dalam pancasila tersebut harus diajarkan dan dipahami oleh seluruh rakyat indonesia semenjak usia dini. Seperti cara bertoleransi dalam beragama, berinteraksi dengan manusia, menunjukkan cara berbangsa, cara berdemokrasi dan cara mencapai keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.
PANCASILA SEBAGAI DOKTRIN
Istilah iktikad biasanya bekerjasama dengan dua hal: Pertama, sebagai penegas suatu kebenaran (a truth), dan ke dua, berkaitan dengan pedoman (teaching). Keduanya tidak sanggup dipisahkan alasannya ialah menegaskan kebenaran ialah memulai ajaran, sedangkan yang diajarkan biasanya berkaitan dengan kebenaran. Dengan demikian, iktikad berisi pedoman kebenarn yang sudah mempunyai “balutan” filosofi.
Ciri-ciri Pancasila sebagai doktrin:
- Sebagai bentuk atau perwujudan dari ideologi.
- Sebagai pedoman tau paham (isme).
- Merupakan himpunan prinsip-prinsip atau teori yang dianjurkan dan diterima sebagai suatu kebenaran untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam melakukan acara dan perjuangan untuk mencapai tujuan bersama.
Doktrin dalam pembukaan yakni :
- Motivasi atau dorongan: Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa.
- Cita-cita bangsa indonesia: Kemerdekaan, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
- Petunjuk dan tekad: Melaksanakan, penyelenggaraan, pemerintahan negara.
- Tujuan negara: salah satu tujuan negara ialah mencerdaskan kehidupan bangsanya.
Post a Comment
Post a Comment