-->

Tujuan Dan Target Kepemimpinan, Kepemimpinan Dalam Bisnis Dan Paradigma Kepemimpinan Dalam Bisnis

1. Tujuan dan Sasaran Kepemimpinan 


 Untuk menjadi seorang pemimpin hebat harus berawal dari visi yang hebat pula Tujuan dan Sasaran Kepemimpinan, Kepemimpinan dalam Bisnis dan Paradigma Kepemimpinan Dalam Bisnis
Untuk menjadi seorang pemimpin hebat harus berawal dari visi yang hebat pula, sebab bila ia tidak tahu kemana arah yang ingin dituju, tidak terang apa yang akan ia lakukan, ia tidak akan pernah mencapai tujuan dan target tersebut. Visi akan memperlihatkan arah, memberi aspirasi, dan menjadi sumber kekuatan. Untuk menemukan visinya, ia harus menggali apa yang ia inginkan ke depannya. Visi hebat seorang pemimpin tentu tidak terlepas dari harapan untuk membesarkan organisasinya. Jika organisasinya sukses maka ia pun akan menjadi sukses. Menemukan visi yang hebat itulah titik awal untuk menjadi seorang pemimpin. 

Pemimpin dalam mencapai tujuan dan sasarannya tidak sendiri, maka mutlak ia harus memberikan tujuan dan target itu secara terang dan konsisten kepada anak buahnya. Dia juga harus membuat kerangka, menyusun apa tugasnya, siapa saja yang dilibatkan, ada kendala apa saja, cara penyelesaiannya ibarat apa, dan lain sebagainya. Bawahan harus merasa dilibatkan sebab akan menjadi eksekutor dalam visi tersebut. Pemimpin harus bisa mengarahkan seni administrasi biar visi itu sanggup tercapai bersama-sama. 

a. Tujuan Kepemimpinan 

1. Sarana untuk Mencapai Tujuan 

Kepemimpinan yaitu sarana penting untuk mencapai tujuan. Dengan memperhatikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa mengetahui jiwa kepemimpinan dari seseorang. 

2. Memotivasi Orang Lain 

Tujuan kepemimpinan yang lain yaitu untuk membantu orang lain menjadi termotivasi, mempertahankan serta meningkatkan motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain, pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang bisa memotivasi pengikut/ bawahan untuk mencapai tujuang yang diinginkan. 

b. Sasaran Kepemimpinan 

Sasaran Kepemimpinan merupakan pembagian terstruktur mengenai dari tujuan, yaitu apa yang akan dicapai atau dihasilkan oleh seorang pemimpin dalam organisasi atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Sasaran perjuangan harus spesifik, terukur, terang kriterianya, mempunyai indikator yang rinci sehingga bisa tercapai secara efektif dan efisien 

Ada beberapa target seorang pemimpin, biar kepemimpinan sanggup berperan dengan baik, antara lain: 


  • Meningkatkan Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba
  • Meningkatkan  Posisi Pasar
  • Meningkatkan Produktivatas 
  • Meningkatkan Kepemimpinan Tektonologi (Inovasi)
  • Meningkatkan Pengembangan SDM
  • Meningkatkan Hubungan Karyawan
  • Meningkatkan Tanggung Jawab Masyarakat
2. Kepemimpinan dalam Bisnis

Kepemimpinan dalam Bisnis sangat diharapkan sebab besar lengan berkuasa dalam perkembangan bisnis yang dilakukan. Bahkan ada yang menyampaikan sebetulnya leadership atau kepemimpinan merupakan sebuah aksara utama yang diharapkan dalam bisnis. Hal ini tidak lain sebab kiprah kepemimpinan besar lengan berkuasa terhadap jalannya bisnis dan juga kinerja karyawan. Tidak setiap orang mempunyai leadership yang baik. Namun ada pula orang yang semenjak masih kecil sudah terlihat jiwa kepemimpinannya. Akhirnya seiring perkembangannya ia pun terbiasa mengatur dan membuat keputusan yang besar lengan berkuasa pada sekitarnya. Hal ini sangat mempunyai kiprah penting dalam dunia bisnis. 

Kepemimpinan suatu perusahaan ada kaitannya dengan kenyamanan para karyawan. Kepemimpinan bukan diliat dari cara ia memimpin untuk dirinya sendiri melainkan dilakukan untuk orang lain juga. Pemimpin yaitu penggagas utama dalam menentukan keberlangsungan suatu bisnis. Seorang pemimpin niscaya menentukan arah kemana perusahaan tersebut akan berjalan. Seorang pemimpin khususnya pemimpin bisnis erat kaitannya dengan keterampilan berbicara. Pemimpin yang baik yaitu mereka yang menyadari sifat kepribadian mereka dan juga para pengikut mereka. Jadi, kepemimpinan bisnis yaitu membuat orang-orang tampil sebaik mungkin bukan menyebabkan orang yang terbaik. 

a. Berikut tipe - tipe Kepemimpinan dalam Berbisnis: 
  • Kecerdasan emosional: Pemimpin yang mempunyai kecerdasan emosional sangat bisa mengatur diri mereka sendiri dan kekerabatan mereka dengan orang lain. 
  • 2Melayani: pemimpin yang bersedia untuk melayani bawahannya, tidak tertutup pada batasan jabatan. 
  • Karismatik: seorang pemimpin yang kharismatik sanggup menghipnotis orang lain untuk melewati kepemimpinan bersama dirinya. 
  • Demokratis: Kepemimpinan demokratis berorientasi pada insan dan memperlihatkan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. 
b. Pentingnya Kepemimpinan Dalam Berbisnis: 
  1. Membangun semangat kerja para karyawan terhadap pekerjaan mereka. 
  2. Memberikan bimbingan bagi bawahan nya tidak hanya mengawasi 
  3. Memotivasikan para karyawan nya 
  4. Memberi pemikiran kepada para karyawan untuk mencapai tujuan secara efektif. 
Kualitas kepemimpinan itu sendiri mempunyai penampilan yang menarik dan menyenangkan, keterampilan komunikatif yang baik bagi para karyawannya rasa tenggang rasa kepada seluruh karyawan, rasa tanggung jawab terhadap individu kerja dsb. 

c. Mengapa Berbisnis Membutuhkan Leadership Yang Kuat 

Berikut beberapa alasan penerapannya: 

1. Menentukan Strategi Bisnis 

Seorang pelaku bisnis bertanggung jawab menentukan arah perkembangan bisnisnya. Berapa usang waktu yang dibutuhkan untuk sukses, berapa banyak penjualan yang ingin dicapai serta berapa banyak pelanggan yang akan dilayani, semua hal ini membutuhkan strategi. Strategi yaitu cara yang membawa bahtera bisnisnya berjalan mengarungi samudra, apakah akan melesat atau justru karam semua itu yaitu hasil kode leader atau pemilik bisnis. 

Tentunya diharapkan ketrampilan untuk mengelola bagaimana kerjasama antar semua orang yang terlibat dalam bisnis hingga rekan bisnisnya. Selain itu juga harus menemukan formula yang sempurna untuk meningkatkan keuntungan bisnis dan bagaimana mindset pelayanan bisa dipahami dan dilakukan oleh semua bidang dalam bisnis dengan baik. 

2. Orientasi Pada Solusi 

Seorang pelaku bisnis yang baik selalu mempunyai insiatif biar bisa memperlihatkan solusi bagi permasalahan pelanggan terhadap bisnisnya. Hal ini penting sebab mereka sadar pelayanan yang baik akan meningkatkan pengalaman pelanggan terhadap bisnis kita. 

Seseorang yang berjiwa pemimpin, tidak sekedar hadir, namun mereka benar-benar memahami bagaimana menuntaskan permasalahan tersebut. Para pebisnis yang mempunyai leadership tentunya mau terlibat dalam proses bisnis yang berkaitan dengan perbaikan dan penyelesaian masalah. Selain itu juga tetap bisa mendorong semua belahan dalam bisnis untuk tetap bersemangat dalam menuntaskan tugasnya. 

3. Koordinasi dalam Bisnis 

Sikap kepemimpinan sangat dibutuhkan dala bisnis salah satunya untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan semua orang yang terlibat dalam bisnis, biar tercapai tujuan bersama. Arahan bisnis yang sudah ditetapkan tentunya harus dijalankan dengan baik, dan dalam prosesnya harus ada koordinasi dan komunikasi. 

Mengarahkan atau mengkoordinasikan berarti kita bertindak dan mengajak. Tindakan tersebut juga berarti kita mulai membangun bisnis, membangun tim bisnis dan membangun sistem dalam suatu bisnis. Hal ini juga berarti kita sedang mengerahkan segala kemampuannya untuk menarik orang-orang yang bisa dijadikan tim dalam bisnis biar tujuan bisnis bisa tercapai. 

d. Etika kepemimpinan
  • Etika berfungsi sebagai pemikiran untuk menganalisis apa yang baik dan apa yang jelek sesuai dengan tabiat individu atau masyarakat lainnya.
  • Seorang pemimpin juga harus mempunyai seni administrasi dalam berbisnis dan mempunyai kemampuan untuk tidak akan pernah takut memecahkan masalah pekerjaan nya.


3. Paradigma Kepemimpinan 

Kaitanya paradigma Kepemimpinan dengan Teori Management–Administration–Leadership–Problem Solving – Human Relations: Paradigma kepemimpinan meliputi gaya kepemimpinan, tipologi kepemimpinan, model-model kepemimpinan, dan teori-teori kepemimpinan.

a) Paradigma kepemimpinan dengan teori Management 

Sebelum menjawab kaitannya paradigma Kepemimpinan dengan Teori Management , terlebih dahulu akan diuraikan wacana pengertian dan batasan di dalam Management; 
  • Management yaitu suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak sanggup dicapai oleh hanya 1 orang saja. (Evancovich, 1989) 
  • Manajemen yaitu penyelesaian pekerjaan melalui orang lain. (Harold Koontz dan Ceryill O Donell) 
  • Management bekerjasama dengan pengarahan orang dan fungsi-fungsinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (John M. Pfiffne)
Management mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
  1. Perencanaan (planning) 
  2. Pengorganisasian (organizing) 
  3. Penyusunan personalia (staffing) 
  4. Pengkoordinasian (coordinating) 
  5. Penyusunan anggaran (budgeting) 
Dari batasan-batasan tersebut di atas maka terang paradigma kepemimpinan sangat dibutuhkan di dalam management. Hal ini sanggup dijelaskan dari fungsi dan pengertian kepemimpinan, yaitu : Kepemimpinan yaitu suatu proses yang menghipnotis aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46) 

b) Paradigma kepemimpinan dengan teori Administration 

Administrasi berasal dari bahasa Latin: Ad = intensif, dan ministrare = melayani, membantu, memenuhi. Pengertian Administrasi dalam bahasa Indonesia ada 2 (dua): 

Administrasi berasal dari bahasa Belanda: “Administratie” yang merupakan pengertian Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata perjuangan kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical works (FX.Soedjadi, 1989). 

Administration yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973). 

Dari pengertian Administration di atas yaitu juga merupakan belahan dari kepemimpinan ibarat yang ungkapan oleh Koontz & O’donnel, yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses menghipnotis sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya. 

Seperti halnya ciri-ciri teori kepemimpinan baik itu Trait Theory, Behavioral Theory, ataupun Contigensy Theory yang menekankan kepada pengetahuan yang luas, kemampuan analitik,perhatian dll, maka paradigma kepemimpinan dengan teori administration yaitu belahan tak terpisahkan dimana keduanya mengandung unsur kerjasama dalam mencapai tujuan. 

c) Paradigma kepemimpinan dengan teori Leadership 

Leadership (Kepemimpinan) terbentuk dari empat variabel : 
  • Pemimpin 
  • Pengikut 
  • Organisasi 
  • Sosial ekonomi politik 
Togdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsure yang sama. 

Menurut definisi tersebut, kepemimpinan sanggup didefinisikan sebagai suatu sikap dengan tujuan tertentu untuk menghipnotis acara para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memperlihatkan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan berdasarkan Anderson (1988), “leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance”. 

Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan mempunyai beberapa implikasi. Antara lain: 

1).Pertama: kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus mempunyai kemauan untuk mendapatkan kode dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga. 

2). Kedua: seorang pemimpin yang efektif yaitu seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) bisa menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Menurut French dan Raven (1968), kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin sanggup bersumber dari: 
  • Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memperlihatkan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya. 
  • Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memperlihatkan eksekusi bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya 
  • Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk memakai dampak dan otoritas yang dimilikinya. 
  • Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin sanggup memakai pengaruhnya sebab karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya. 
  • Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin yaitu seeorang yang mempunyai kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya. 
Para pemimpin sanggup memakai bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk menghipnotis sikap bawahan dalam aneka macam situasi. 

3). Ketiga: kepemimpinan harus mempunyai kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang lapang dada (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi. Walaupun kepemimpinan (leadership) seringkali disamakan dengan administrasi (management), kedua konsep tersebut berbeda. 

Perbedaan antara pemimpin dan manajer dinyatakan secara terang oleh Bennis and Nanus (1995). Pemimpin berfokus pada mengerjakan yang benar sedangkan manajer memusatkan perhatian pada mengerjakan secara sempurna (“managers are people who do things right and leaders are people who do the right thing, “). Kepemimpinan memastikan tangga yang kita daki bersandar pada tembok secara tepat, sedangkan administrasi mengusahakan biar kita mendaki tangga seefisien mungkin. 

d) Paradigma kepemimpinan dengan teori Problem Solving 

Secara bahasa, problem dan solving berasal dari bahasa Inggris. Problem artinya masalah, sementara solving (kata dasarnya to solve) bermakna pemecahan. Dengan demikian, problem solving sanggup kita artikan dengan ‘pemecahan masalah.’ 

Problem Solving yaitu suatu ilmu dalam administrasi organisasi yang dipergunakan oleh para pemimpin dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam organisasi yang dipimpinnya. 

Dalam memecahkan masalah (to solve the problem), seorang pimpinan yang bijaksana, biasanya akan merujuk kepada teori kepemimpinan dengan memakai langkah-langkah sebagai berikut: 
  • Memahami masalah dan menentukan tujuan 
  • Mengumpulkan gosip yang relevan 
  • Mengidentifikasi alternatif-alternatif solusi yang layak dan membuat estimaasi yang realistis 
  • Merumuskan kegiatan-kegiatan yang akan ditempuh dalam menyelesai-kan masalah 
  • Mengevaluasi setiap alternatif dengan memakai analisis sensitivitas untuk meningkatkan akurasi 
  • Memilih alternatif terbaik 
  • Mengimplementasikan solusi dan memonitor hasilnya. 
Dalam mendefinisikan masalah, pimpinan suatu organisasi bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem berdasarkan suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi aneka macam solusi altenatif, mengevaluasinya, menentukan yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagai mana mestinya. 

Yang jadi problem utama di sini bukanlah bagaimana teori memecah-kan masalah itu sendiri. Akan tetapi, yaitu memahami apa sih sesungguh-nya yang dinamakan dengan problem (masalah). What’s the problem? Secara sederhana sanggup kita pahami, masalah yaitu jarak yang memben-tang antara keadaan kini dengan tujuan yang hendak dicapai. 

e) Paradigma kepemimpinan dengan teori Human Relations 

Lingkungan terbaik bagi tumbuhnya kepemimpinan yang baik yaitu : 
  • Lingkungan yang kekerabatan interpersonalnya berlangsung baik. 
  • Hubungan pimpinan yang baik dengan para anggota/karyawannya akan memperlihatkan dampak positif pada kekerabatan di antara karyawan/anggota itu sendiri. 
  • Hubungan yang baik dengan administrasi atasan, administrasi satu level, dengan pelanggan, para kolega, kekerabatan dengan tetangga, dll. 
1. Hubungan Antar Manusia: 

Adalah melihat hal-hal dari sudut pandang orang lain, berpikir berdasarkan contoh perasaan orang lain. Melakukan komunikasi secara bersiklus dan jelas, kebanggaan yang wajar, serius dengan yang Anda ucapkan, sikap loyal, sopan santun kepada setiap orang, ratifikasi bila bersalah, kontribusi rasa hormat kepada orang lain, ucapan TERIMA KASIH. Jangan memotong pembicaraan orang lain, kehilangan kendali/emosi, bersikap tidak sabar, sulit diduga dalam reaksi-reaksi Anda. 

2. Seorang pemimpin dengan Trait Theory (Teori Sifat) 

Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada aksara pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut Judith R. Gordon meliputi kemampuan istimewa dalam: 
  • Kemampuan Intelektual 
  • Kematangan Pribadi 
  • Pendidikan 
  • Statuts Sosial Ekonomi 
  • Human Relation 
  • Motivasi Intrinsik 
  • Dorongan untuk maju 
3. Teori Kontingensi dalam menuntaskan suatu kesenjangan: 

Kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan tabiat atau tingkah laris dan kriteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel 1987). 

Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang menghipnotis kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya menghipnotis keefektifan pemimpin. Ketiga faktor tersebut yaitu Task structure (keadaan kiprah yang dihadapi apakah structured task atau unstructured task), Leader-member relationship (hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah), Position power (ukuran positif seorang pemimpin) 

Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa aneka macam contoh sikap pemimpin atau ciri dibutuhkan dalam aneka macam situasi bagi efektivitas kepemimpinan. 

Didalam proses kepemimpinan tentunya ada kesenjangan antara hal-hal yang diharapkan dengan kenyataan yang ada sehingga tujuan yang sudah ditentukan tidak bisa tercapai. Dari kenyataan tersebut perlunya diadakan pendekatan-pendekatan terhadap penyelesaian kesenjangan, diantaranya: 
  • Meminta bawahan untuk mengikuti peraturan, prosedur, mengatur waktu dan mengkoordinasikan pekerjaan. 
  • Hadapi ketidak sepahaman dgn jiwa besar. 
  • Memberi perhatian kepada kebutuhan bawahan, kesejahteraan membuat suasana bersahabat 
  • Ketiga pendekatan di atas diharapkan bila kesenjangan tersebut jawaban dari kedisipilan. 
  • Identifikasi orang-orang yang mempunyai pengetahuan atau keahlian yang relevan. 
  • Berkonsultasi dengan bawahan dan mempertimbangkan opini dan saran bawahan. 

Pendekatan ini diharapkan untuk memotivasi karyawan sehingga merasa dihargai dan untuk mengetahui kemampuan setiap karyawan, sehingga kesenjangan yang ada sanggup di diskusikan dengan karyawan yang mempunyai keahlian sesuai dengan bentuk kesenjangan yang terjadi.

Related Posts

Post a Comment