-->

Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah

Post a Comment
 

    Pembahasan pancasila termasuk filsafat pancasila, sebagai suatu kajian ilmiah, harus memenuhi syarat-syarat ilmiah sebagaimana dikemukakan oleh I.R. Poedjowijatno dalam bukunya yang merinci syarat-syarat ilmiah sebagai berikut :
  1. Berobjek;
  2. Bermetode;
  3. Bersistem;
  4. Bersifat universal
1. Berobjek
   Syarat pertana bagi suatu pengetahuan yang memenuhi syaraat ilmiah yaitu bahwa semua ilmu pengetahuan itu harus berobjek. Oleh alasannya yaitu itu, pembahasan pancasila secara ilmiah harus mempunyai objek, yang didalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan atas dua macam yaitu, objek formal dan objek material.
     Objek formal pancasila yaitu suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan pancasila, atau dari sudut pandang apa pancasila itu dibahas. Pada hakikatnya pancasila sanggup dibahas dari aneka macam macam sudut pandang, yaitu dari sudut pandang "moral" maka terdapat bidang pembaghasan "moral pancasila", dari sudut pandang "ekonomi" maka terdapat bidang pembahasan "ekonomi pancasila", dari sudut pandang "hukum dan kenegaraan" maka terdapat bidang pembahasan "pancasila yuridis kenegaraan" dan lain sebagainya.
   Objek material pancasila yaitu suatu objek yang merupakan target pembahasan dan pengkajian pancasila baik yang bersifat empiris maupun non empiris. Pancasila yaitu merupakan hasil budaya bangsa Indonesia, bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasila atau sebagai asal mula nilai-nilai pancasila. Oleh alasannya yaitu itu, objek material pembahasan pancasila yaitu bangsa Indonesia dengan segala aspek budayanya, dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh alasannya yaitu itu pula objek material pembahasan pancasila yaitu sanggup berupa hasil budaya bangsa Indonesia yang berupa, lembaran sejarah, bukti-bukti sejarah, benda-benda sejarah, maupun adat-istiadat bangsa Indonesia itu sendiri. Adapun objek yang bersifat nonempiris anatra lain mencakup nilai-nilai budaya, nilai moral, serta nilai-nilai religius yang tercermin dalam kepribadian, sifat, karakter, dan pola-pola budaya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Bermetode. Setiap pengetahuan ilmiah harus mempunyai metode yaitu seperangkat cara atau sistem pendekatan dalam rangka pembahasan pancasila untuk mendapat suatu kebenaran yang bersifat objektif. Metode dalam pembahasan pancasila sangat bergantung pada karekteristik objek formal maupun material pancasila. Salah satu metode dalam pembahasan pancasila yaitu metode "analitico syntetic" yaitu suatu perpaduan metpde analisis dan sintesis. Oleh alasannya yaitu objek pancasila banyak berkaitan dengan hasil-hs=asil budaya dan objek sejarah oleh alasannya yaitu itu lazim dipakai metode "hermeneutika" yaitu suatu metode untuk menemukan makna dibalik objek, demikian juga metode "analitika bahasa" serta metode "pemahaman, penafsiran dan interpretasi", dan metode-metode tersebut senantiasa didasarkan atas hukum-hukum logika dalam suatu penarikan kesimpulan.
3. Bersistem. Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bundar dan utuh. Bagian-bagian dari pengetahuan ilmiah itu harus merupakan satu kesatuan, antara bagian-bagian itu saling berhubungan. Pembahasan pancasila secara ilmiah harus merupakan satu kesatuan dan keutuhan, bahkan pancasila itu sendiri dalam dirinya merupakan suatu kesatuan dan keutuhan "majemuk tunggal" yaitu kelima sila itu yaitu satu kesatuan dan kebulatan. 
4. Bersifat Universal. Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal, artinya kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi, kondisi maupun jumlah tertentu. Dalam kaitannya dengan kajian pancasila hakikat ontologis nilai-nilai pancasila yaitu bersifat universal, atau dengan kata lain perkataan inti sari, esensi atau makna yang terdalam dari sila-sila pancasila pada hakikatnya yaitu bersifat universal.

Related Posts

Post a Comment