A. Gaya Kepemimpinan
Secara normal ada 3 gaya kepemimpinan (U.S. Army Handbook, 1973): Paternalisme. Ini termasuk gaya kepemimpinan hegemonik yang memanfaatkan imbas untuk memimpin.
Secara normal ada 3 gaya kepemimpinan (U.S. Army Handbook, 1973): Paternalisme. Ini termasuk gaya kepemimpinan hegemonik yang memanfaatkan imbas untuk memimpin.
1. Autoritarian atau autokratik. Pemimpin memakai gaya ini untuk mengatur bawahan semoga melaksanakan apa yang diinginkan dan bagaimana harus mengerjakannya, tanpa memerlukan pertimbangan daripada bawahannya. Kondisi ibarat ini diharapkan pada ketika penyelesaian masalah, kemendesakan, dan ketika bawahan dalam motivasi yang tinggi.
2. Partisipatif atau demokratik. Gaya kepemimpinan ini melibatkan kedua belah pihak (atasan dan bawahan) untuk terlibat dalam pengambilan keputusan. Meskipun demikian, keputusan terakhir ada di tangan pemimpin. Tindakan ini diharapkan pada ketika pemimpin tidak mempunyai gosip lengkap dan demikian juga bawahannya. Gaya ini yaitu mutual yang menguntungkan dan efektif dalam kepemimpinan team.
3. Delegatif atau pemimpin bebas. Dalam gaya ini pemimpin menyerahkan keputusan kepada bawahannya, tetapi pemimpin harus tetap bertanggungjawab dengan keputusan tersebut. Gaya ini dibutuhkan ketika pemimpin bisa menganalisa situasi dan memutuskan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya.
B. Model-model kepemimpinan yang Efektif
Mempelajari model-model kepemimpinan akan menolong kita untuk memahami ihwal apa yang menghipnotis tindakan para pemimpin dalam waktu realitas. Menurut Bolman & Deal (1991), sikap pemimpin yang sering ditunjukkan sanggup digolongkan ke dalam empat kerangka berikut:
1. Pendekatan struktural. Dalam situasi yang yang efektif, seorang pemimpin yaitu seorang arsitek sosial yang bisa menganalisa dan merancang, tetapi dalam situasi yang tidak efektif, ia menjadi seorang tirani dengan gaya kepemimpinan mendetail. Kepemimpinan terfokus pada struktur, strategi, lingkungan, implementasi, ekesperimentasi, dan adaptasi.
2. Pendekatan Sumber Daya Manusia. Dalam situasi efektif, para pemimpin yaitu katalisator dan hamba yang menampilkan gaya kepemimpinan yang mendukung, menyokong, dan menguatkan, tetapi ketika dalam situasi yang tidak efektif menjadi penekan, dengan gaya kepemimpinan yang lepas dari prinsip-prinsip dan menipu.
3. Pendekatan politik. Dalam situasi yang efektif, para pemimpin yaitu penyokong, yang gaya kepemimpinan koalisi dan membangun, tetapi ketika dalam situasi yang tidak efektif, para pemimpin menjadi orang yang ulet dengan gaya kepemimpinan manipulasi.
4. Pendekatan simbolik. Dalam situasi efektif, para pemimpin yaitu seorang dengan gaya kepemimpinan inspiratif; tetapi dalam situasi yang tidak efektif, menjadi fanatik atau bodoh; dengan gaya kepemimpinan ‘mengasapi’ dan bias.
C. Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.
1) Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis yaitu seorang pemimpin yang:
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- Mengidentikan tujuan langsung dengan tujuan organisasi
- Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
- Tidak mau mendapatkan kritik, saran, dan pendapat
- Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
- Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
2) Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis yaitu seorang pemimpin yang mempunyai sifat- sifat:
- Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
- Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
- Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
- Sukar mendapatkan kritikkan dari bawahan
- Menggemari upacara- upacara untuk banyak sekali program dan keadaan
3) Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
- Menganggap bawahannya sebagai insan yang tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi Jarang menunjukkan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
- Jarang menunjukkan kesempatan kepada bawahannya untuk menyebarkan daya kreasi dan fantasinya.
- Sering bersikap maha tahu
4) Tipe Kharismatis
Hingga sekarang para pakar belum berhasil menemukan sebab- alasannya mengapa seorang pemimpin mempunyai kharisma, yang diketahui yaitu bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan hasilnya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan ihwal alasannya musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan mistik (supernatural powers).
5) Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
- Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
- Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya lantaran para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah remaja yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, target yang dicapai, dan kiprah yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
- Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melaksanakan intervensi dalam kehidupan organisasional.
- Seorang pemimpin yang mempunyai peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
6) Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
- Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa insan yaitu makhluk termulia di dunia
- Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan langsung dari para bawahannya
- Senang mendapatkan saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
- Selalu berusaha untuk menyebabkan bawahannya lebih sukses dari padanya.
- Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam perjuangan mencapai tujuan
- Berusaha menyebarkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
- Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam memilih nasib sendiri melalui kiprah sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
D. Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar ajaran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar ajaran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan langsung pemimpin. Dan kemampuan langsung yang dimaksud yaitu kualitas seseorang dengan banyak sekali sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
b) Teori Perilaku
Dasar ajaran teori ini yaitu kepemimpinan merupakan sikap seorang individu ketika melaksanakan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
- Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan mempunyai ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, mendapatkan undangan dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya
- Berorientasi kepada bawahan dan produksi sikap pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh pementingan pada relasi atasan-bawahan, perhatian langsung pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta mendapatkan perbedaan kepribadian, kemampuan dan sikap bawahan.
c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin berdasarkan teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan sikap tertentu yang diadaptasi dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Post a Comment
Post a Comment