-->

Perencanaan Nilai Investasi Dan Sumber Dana Serta Memproyeksikan Biaya Produksi, Cash Flow, Dan Laporan Keuangan

Post a Comment
1. Perencanaan Nilai Investasi dan Sumber Dana 

A. Perencanaan Nilai Investasi 

Salah satu komponen penting dalam perencanaan keuangan yaitu investasi. Investasi yakni cara untuk menyebarkan aset atau melipatgandakan kekayaan. Karena bila uang yang dihasilkan dari pendapatan, contohnya dari bisnis atau honor hanya disimpan di tabungan, nilai uang akan tergerus oleh inflasi. Inflasi yakni kenaikan harga barang-barang dan jasa setiap tahun. 

Sebelum berinvestasi, investor harus membagi lebih dahulu jangka waktu investasi, yakni jangka pendek (kurang dari setahun), jangka menengah (1-5 tahun) dan jangka panjang (di atas 5 tahun). Jangka waktu investasi akan memilih produk investasi apa yang bisa dipilih seorang investor. 

Setelah membagi kebutuhan investasi ke dalam tiga jangka waktu, cari tahu profil risiko masing-masing. Ada tiga profil risiko investor yaitu konservatif, moderat dan agresif. Seorang investor yang konservatif tidak akan siap mendapatkan risiko investasi yang tinggi, meskipun potensi keuntungan atau return-nya besar. Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang bekerjasama dengan; 
  1. kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, 
  2. kebijakan modal kerja 
  3. kebijakan invesasi yang berdampak pada seni administrasi perusahaan yang lebih luas (merger dan akuisisi)
B. Sumber Dana 

Keputusan pendanaan difokuskan untuk medapatkan perjuangan optimal dalam rangka mendapatkan dana atau dana pelengkap untuk mendukung kebijakan investasi. sumber dana dibagi dalam 2 kategori yakni: 

(a) internal yaitu dari keuntungan ditahan (retained earnings) 

Laba ditahan (retained earnings) merupakan keuntungan yang tidak dibagikan kepada saham.Laba yang tidak dibagi ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal. Laba ditahan dalam penyajiannya di neraca menambah total keuntungan yang disetor. Karena keuntungan ditahan ini pemilik pemegang saham yang berupa keuntungan tidak dibagikan,maka nilai ini juga akan menambah ekuitas pemilik saham dineraca. 

Ada tiga alasan yang berkaitan dengan Laba ditahan untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi. 
  • Pertumbuhan keuntungan mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi. 
  • Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan hingga saham terjual. Karena adanya imbas nilai waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini. 
  • Jika selembar saham dimiliki seseorang hingga meninggal sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, hebat waris yang mendapatkan saham itu sanggup memakai nilai saham pada hari ajal sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal. 
Karena adanya keuntungan–keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar keuntungan perusahaan. Jika demikian maka para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi. 

(b) sumber eksternal yaitu: 

Sumber eksternal yakni sumber modal yang berasal dari luar perusahaan, Dana yang yang berasal dari sumber eksternal yakni dana yang berasal dari kreditur dan pemilik, peserta atau penanam saham di dalam perusahaan. 
  • Dalam bentuk utang yang mencakup penundan pembayaran utang, pertolongan jangka pendek sebagai pelengkap modal kerja dan pertolongan jangka panjang (obligasi) sebagai dana investasi. 
  • Menerbitkan Saham, baik dalam bentuk saham perdana (initial public offer/IPO) maupun saham biasa gres sebagai sumber modal investasi dalam rangka perluasan perusahaan. 
Masalah utama dalam mengoptimalkan sumber pendaan yakni tetapkan struktur modal (utang dan ekuitas) yang optimal sebagai asumsi dasar dalam tetapkan berapa jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana pertolongan dan dana sendiri yang ditambahakan untuk mendukung kebijakan investasi sehingga kinerja keuangan perusahaan sanggup tumbuh secara sehat. Disamping itu konmposisi struktur modal harus pula dipertimbangkan relasi antara perusahaan, kreditur maupun pemegang saham sehingga tidak terjadi 


2. Memproyeksikan Biaya Produksi, Cash Flow, dan Laporan Keuangan 

A. Memproyeksikan Biaya Produksi 

Biaya produksi yakni akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini mencakup biaya materi baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi ini harus diakumulasi secara cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan dengan keuntungan kotor perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi keuntungan higienis perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh. Biaya produksi ini diharapkan untuk mendukung proses pengolahan materi baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. 

Berikut akan diberikan contoh-contoh perhitungan dalam menghitung biaya produksi. Diantaranya yakni analisa biaya produksi serta laporan biaya produksi. 

1. Analisa Biaya Produksi 

Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) yakni dengan cara menambah Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC). 

Biaya total (TFC) yakni keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses produksi demi menghasilkan / produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk memperoleh faktor produksi yang tidak sanggup berubah jumlahnya. 
  • Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) yakni keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel. 
  • Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) yakni dengan cara biaya total dibagi dengan jumlah produksi. 
  • Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) yakni dengan cara membagi Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi. 
  • Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) yakni dengan cara Biaya Total dibagi dengan jumlah produksi. 
  • Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya Produksi yang digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk. 
2. Buat Laporan Biaya Produksi 

Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi. Perhitungan laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu : 
  • Data produksi. Dimana harus dibentuk pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang melalui proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta keseluruhan jumlah produk yang dihasilkan dari awal hingga selesai dalam satu periode. 
  • Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibentuk pelaporan mengenai rincian harga satuan per produk / per barang yang didalamnya telah mencakup biaya materi baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik. 
  • Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibentuk pelaporan mengenai rincian harga pokok saat produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai diproduksi. 
B. Memproyeksikan Cash Flow (Aliran Kas) 

Tujuan utama laporan arus kas yakni menyediakan gosip yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas sanggup dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain: 

1. Aktivitas Operasi (operating activities) 

Aktivitas ini mencakup segala acara bisnis perusahaan yang bekerjasama baik secara langsung, maupun tidak eksklusif dengan kegiatan operasional pokok atau yang utama dari perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk memilih keuntungan bersih. 

2. Aktivitas Investasi (investing activities) 

Aktivitas ini mencakup segala kegiatan yang bekerjasama dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca. 

3. Aktivitas Pembiayaan (financing activities) 

Aktivitas ini akan mempunyai kaitan dengan segala transaksi atau proses acara bisnis suatu perusahaan yang menghipnotis pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. 

Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan laporan arus kas dibandingkan laporan keuntungan rugi (income statement). Hal ini dikarenakan kas yakni tergolong harta lancar yang tingkat likuiditasnya paling tinggi diantara semua harta lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas tersebut sanggup dengan segera melunasi segala kewajiban yang ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling buruk, sejauh mana perusahaan dalam menjalankan acara bisnisnya sanggup melunasi kewajibannya, sanggup diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada laporan arus kas-nya. 

C. Memproyeksikan Laporan Keuangan 

Laporan Keuangan yakni hasil selesai dari proses pencatatan transaksi keuangan suatu perusahaan yang memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan tersebut pada satu periode akuntansi dan merupakan citra umum mengenai kinerja suatu perusahaan. 

Pendapat lain menyampaikan bahwa laporan keuangan yakni produk selesai proses akuntansi suatu perusahaan dalam satu periode tertentu dimana gosip di dalamnya merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan, dengan tujuan untuk membantu perusahaan membuat keputusan atau kebijakan yang tepat. 

Proses penyusunan Laporan Keuangan memakai banyak sekali sumber data, mulai dari faktur, bon, nota kredit, laporan, bank dan lain sebagainya. Semua data orisinil transaksi keuangan tersebut digunakan untuk mengisi buku asumsi dan sebagai bukti keabsahan transaksi. 

1. Tujuan Laporan Keuangan 

Pembuatan Laporan Keuangan oleh suatu perusahaan tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun beberapa tujuan umum pembuatan laporan keuangan yakni sebagai berikut: 

a) Untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan sanggup membantu suatu perusahaan sebagai materi penilaian dan perbandingan dampak keuangan yang terjadi tanggapan dari suatu keputusan ekonomi.

b) Untuk membantu perusahaan dalam menilai dan memprediksi pertumbuhan bisnis di masa depan. Dengan adanya gosip keuangan, maka suatu perusahaan sanggup menilai bagaimana kondisi perusahaan di masa kini dan meramalkan kondisi perusahaan di masa mendatang. 

c) Untuk menilai acara pendanaan dan operasi perusahaan. Informasi mengenai kondisi keuangan juga sanggup membantu suatu perusahaan dalam menilai acara investasi dan kemampuan operasional perusahaan tersebut pada satu periode tertentu. 

2. Fungsi Laporan Keuangan 

Pada dasarnya Laporan Keuangan berfungsi sebagai alat untuk membantu perusahaan dalam menilai kondisi keuangan perusahaan secara umum. Adapun beberapa fungsinya yakni sebagai berikut: 

a) Sebagai Bahan Review 

Financial statement sanggup memperlihatkan data atau gosip yang komprehensif wacana posisi keuangan perusahaan. Hal ini bisa menjadi ulasan mengenai kondisi perusahaan secara menyeluruh, khususnya kondisi keuangan (aset, utang, biaya operasional, dan lain-lain). 

b) Sebagai Pedoman Membuat Keputusan 

Salah satu fungsi penting dibuatnya laporan mengenai kondisi keuangan perusahaan yakni sebagai materi pertimbangan dalam mengambil keputusan penting bagi perusahaan. 

c) Membantu Menciptakan Strategi Baru 

Selain membantu proses pengambilan keputusan penting, financial statement juga sanggup digunakan untuk membuat seni administrasi gres oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan performa usahanya. 

d) Meningkatan Kredibilitas Perusahaan 

Perusahaan yang membuat financial statement memperlihatkan bahwa perusahaan tersebut telah menerapkan suatu sistem perekapan data yang terpercaya, akurat, dan tidak sembarangan dalam mengambil keputusan. Para pemegang saham tentu lebih percaya menginvestasikan uang mereka kepada perusahaan yang dipercaya dan mempunyai dapat dipercaya yang baik. 

3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan 

Ada 4 macam Laporan Keungan yang sering digunakan untuk melaksanakan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan, yaitu: 

1) Laporan Laba Rugi (profit and lost statement) 

Laporang keuntungan rugi yakni suatu laporan yang menjelaskan wacana kinerja keuangan suatu entitas bisnis dalam satu periode akuntansi. Di dalam laporan ini terdapat gosip mengenai unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga diketahui keuntungan atau rugi bersih. 

2) Laporan Perubahan Modal (capital statement) 

Laporan perubahan modal yakni jenis laporan yang di dalamnya terdapat gosip wacana perubahan modal atau ekuitas perusahaan pada periode tertentu. Laporan ini sanggup memperlihatkan gosip seberapa besar terjadi perubahan modal dan apa saja yang mengakibatkan terjadinya perubahan tersebut. 

3) Laporan Neraca (balance sheet) 

Laporan neraca yakni laporan yang menjelaskan gosip kondisi keuangan suatu entitas bisnis pada tanggal tertentu. Dari laporan ini kita sanggup mengetahui berapa jumlah aktiva (harta, aset), kewajiban (utang), dan ekuitas perusahaan. 

4) Laporan Arus Kas (cash flows) 

Laporan arus kas yakni financial statement suatu entitas bisnis yang digunakan untuk memperlihatkan fatwa masuk dan keluar kas perusahaan pada suatu periode akuntansi. Laporan ini juga menjadi alat pertanggungjawaban cash flows selama periode pelaporan.

Related Posts

Post a Comment