-->

Perilaku Kepemimpinan Partisipatif Dalam Bisnis, Faktor-Faktor Perubahan & Faktor-Faktor Eksternal Dan Internal Pendorong Perubahan

Post a Comment
1. Perilaku Kepemimpinan Partisipatif Dalam Bisnis 

 Perilaku Kepemimpinan Partisipatif Dalam Bisnis Perilaku Kepemimpinan Partisipatif Dalam Bisnis, Faktor-Faktor  Perubahan & Faktor-Faktor Eksternal Dan Internal Pendorong Perubahan
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan dilema dengan bawahan dengan melaksanakan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. Kepemimpinan partisipatif bekerjasama dengan penggunaan aneka macam mekanisme keputusan yang memperbolehkan efek orang lain mempengaruhi keputusan pemimpin. Istilah lain yang biasa dipakai untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, dan administrasi demokratis. 

Kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha-usaha oleh seorang manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam pengambilan keputusan yang kalau tidak akan dibentuk tersendiri oleh manajer tersebut. Kepemimpinan ini meliputi aspek-aspek kekuasaan menyerupai gotong royong menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan dan prosesproses mempengaruhi yang timbal-balik. Sedangkan yang menyangkut aspek-aspek sikap kepemimpinan menyerupai prosedur-prosedur spesifik yang dipakai untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh gagasan dan saran-saran, serta sikap spesifik yang dipakai untuk proses pengambilan keputusan dan pendelegasian kekuasaan. 

a. Ciri-ciri kepemimpinan partisipatif: 
  • Pemimpin menawarkan pemberian tinggi dan sedikit/rendah pengarahan. 
  • Posisi kontrol atas pemecahan dilema dan pengambilan keputusan dipegang secara berganti antara pemimpin dan bawahan 
  • Komunikasi dua arah ditingkatkan. 
  • Pemimpin mendengarkan bawahan secara aktif. 
  • Tanggung jawab pemecahan dilema dan pengambilan keputusan sebagian besar pada bawahan. 

b. Karakteristik Pengambilan Keputusan dalam Kepemimpinan Partisipatif 

Terdapat macam-macam pengambilan keputusan, yang menawarkan kepada orang lain suatu efek tertentu terhadap keputusan-keputusan pemimpin tersebut. 

Terdapat 4 karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu: 

1. Keputusan otokratik 

Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini atau saran dari orang lain, dan orang orang tersebut tidak mempunyai efek pribadi terhadap keputusan tersebut, tidak ada partisipasi. 

2. Konsultasi 

Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil keputusannya sendirisetelah mempertimbangkan secara serius saran-saran dan perhatian mereka. Kepemimpinan ini mempunyai tiga varietas: 
  • Pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu, namun kemudian bersedia memodifikasi alasannya yaitu adanya keberatan atau keprihatinan pengikutnya; 
  • Pemimpin memberi usulan sementara dan secara aktif mendorong orang untuk menyarankan cara-cara memperbaikinya; 
  • Pemimpin memakai sebuah dilema dan meminta orang lain untuk berpartisipasi dalam mendiagnosis dan membuatkan bermacammacam pemecahan umum, namun kemudian membuat keputusan sendiri 

3. Keputusan bersama 

Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan dilema keputusan tersebut, dan mengambil keputusan bersama; manajer tidak mempunyai efek lagi terhadap keputusan terakhir menyerupai penerima lainnya. 

4. Pendelegasian 

Manajer memberi kepada seorang individu atau kelompok, kekuasaan serta tanggungjawab untuk membuat keputusan; manajer tersebut biasanya memberi spesifikasi mengenai batas-batas dalam mana pilihan terakhir harus berada, dan persetujuan terlebih dahulu mungkin atau mungkin tidak perlu diminta sebelum keputusan tersebut dilaksanakan. 

c. Fungsi-fungsi Kepemimpinan 

Usaha kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi, harus dilakukan dengan mempergunakan seni administrasi yang anggun untuk sanggup mencapai tujuan organisasi. Untuk menjalankan seni administrasi itu pemimpin harus mempunyai kemampuan mengimplementasikan fungsi-fungsi kepemimpinan secara efektif dan efisien biar menerima pemberian tanpa kehilangan rasa hormat, rasa segan dan kepatuhan dari semua anggota organisasi. Sehubungan dengan itu akan dipaparkan beberapa pendapat perihal fungsi-fungsi kepemimpinan. 

Selanjutnya sebagaimana terdapat didalam buku kepemimpinan mengefektifkan organisasi, telah dibahas perihal fungsi-fungsi kepemimpinan sebagaimana diuraikan, sebagai berikut: 

a. Fungsi pengambilan keputusan 

Fungsi pengambilan keputusan sebagai seni administrasi kepemimpinan sangat penting peranannya, alasannya yaitu tanpa kemampuan dan keberanian pemimpin mustahil menggerakkan organisasi. 

b. Fungsi instruktif 

Fungsi konstruktif sebagai kekuasaan atau wewenang seorang pemimpin untuk memerintahkan anggotanya dalam melaksanakan kiprah dan tanggung jawabnya sebagai anggota organisasi. 

c. Fungsi Konsultatif. 

Fungsi konsultatif berarti anggota organisasi diberi kesempatan memberikan kritik, saran, informasi dan pendapat yang bekerjasama dengan pekerjaan dan organisasi. 

d. Fungsi Delegatif 

Fungsi pendelegasian harus dilaksanakan untuk mewujudkan organisasi yang dinamis dalam mengikuti perkembangan IPTEK dibidangnya, alasannya yaitu mustahil dilaksanakan sendiri oleh pimpinan puncak. 

d. Perilaku Kepemimpinan Partisipatif 

Pada Kepemimpinan Partisipatif, terkadang yang terlihat yaitu bahwa partisipasi tersebut hanyalah akal-akalan belaka. Misalnya seorang manajer mengumpulkan ilham dan saran dari pihak lain, tetapi mengabaikannya, dikala membuat keputusan. Sebaliknya, manajer meminta bawahannya untuk membuat keputusan, namun dilakukan sedemikian rupa, sehingga bawahan takut memperlihatkan inisiatif atau pendapat yang berbeda dari pilihan yang berdasarkan pengetahuan karyawan lebih disukai atasannya. 

Kepemimpinan partisipatif menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun sikap kepemimpinan. Kepemimpinan, menyangkut aspek-aspek kekuasaan seperti: 
  • Bersama-sama menanggung kekuasaan (power sharing), 
  • Pemberian kekuasaan (empowering) 
  • Proses-proses yang saling mempengaruhi secara timbal balik 
  • Prosedur-prosedur spesifik yang dipakai untuk berkonsultasi dengan orang lain, untuk memperoleh gagasan dan saran-saran, serta sikap spesifik yang dipakai untuk pendelegasian kekuasaan. 

2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Perubahan Kepemimpinan Partisipatif 

Menurut Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt menguraikan aneka macam faktor yang mempengaruhi seorang pemimpin mempunyai suatu model atau gaya kepemimpinan, yaitu: 

a. Kekuatan-kekuatan dalam diri manajer, yang mencakup: 

Sistem nilai, Kepercayaan terhadap bawahan, Kecenderungan kepemimpinanya sendiri, Perasaan kondusif dan tidak aman. 

b. Kekuatan-kekuatan dalam diri bawahan, yang mencakup: 

Kebutuhan mereka akan kebebasan, Kebutuhan mereka akan peningkatan tanggung jawab, Apakah mereka tertarik dalam dan mempunyai keahlian untuk penanganan masalah, Harapan mereka mengenai keterlibatan dalam pembuatan keputusan. 

c. Kekuatan-kekuatan dari situasi, yang mencakup: 

Tipe organisasi, Efektifitas kelompok, Desakan waktu, dan Sifat dilema itu sendiri. 

Sementara faktor-faktor yang menjadikan timbulnya perubahan kepemimpinan partisipatif adalah kesempatan memperoleh keuntungan faktual atau menghindari terjadinya kerugian pribadi. Beragam Faktor Mempengaruhi Perubahan sikap dimaksud diuraikan sebagai berikut. 

(1) Pengetahuan 

Pengetahuan merupakan unsur pokok bagi setiap anggota organisasi untuk merubah perilakunya dalam mengerjakan sesuatu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan anggota organisasi semakin gampang beliau untuk mengikuti perubahan sesuai dengan tugasnya. Karena itu pengetahuan ditempatkan secara strategis sebagai salah satu syarat penting bagi kemajuan sikap anggota organisasi. Anggota organisasi yang hanya memakai pengetahuan yang sekedarnya akan semakin tertinggal kinerjanya dibanding anggota organisasi yang selalu menambah pengetahuannya yang baru. 

(2) Ketrampilan 

Ketrampilan, baik fisik maupun non-fisik, merupakan kemampuan seseorang yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan baru. Ketrampilan fisik dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan fisik, contohnya mengoperasikan komputer, mesin produksi dsb. Ketrampilan non-fisik dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang sudah jadi. Misalnya kemampuan memimpin rapat, membangun komunikasi, dan mengelola hubungan dengan para pelanggan secara efektif. Makara disitu terdapat hubungan antara proses dan ketrampilan komunikasi antarpersonal. 

Ketrampilan lebih sulit untuk diubah atau dikembangkan ketimbang pengetahuan. Perubahan ketrampilan sangat terkait dengan contoh sikap naluri (instink). Proses perubahan respon instink anggota organisasi membutuhkan waktu relatif cukup panjang alasannya yaitu faktor kebiasaan apalagi budaya tidak gampang untuk diubah. Misalnya anggota organisasi yang biasanya bertanya pada anggota organisasi dengan ucapan “apa yang manajer inginkan” (kurang sopan) sulit untuk segera menjelma ucapan”apa yang sanggup saya kerjakan untuk manajer” atau “bolehkah saya membantu manajer” (lebih sopan). 

(3) Kepercayaan 

Kepercayaan anggota organisasi memilih sikapnya dalam memakai pengetahuan dan ketrampilannya untuk mengerjakan sesuatu. Boleh jadi anggota organisasi diberikan pengetahuan dan ketrampilan gres dengan cara berbeda. Namun hal itu dipengaruhi oleh kepercayaan yang dimilikinya apakah pengetahuan dan ketrampilan yang diterimanya akan mempunyai kegunaan atau tidak. Dengan kata lain suatu kepercayaan relatif sulit untuk diubah. Makara kalau ingin melatih anggota organisasi harus diketahui dahulu kepercayaan yang dimiliki anggota organisasi sekurang-kurangnya perihal aspek persepsi dari kegunaan suatu pelatihan. 

(4) Lingkungan 

Suatu lingkungan organisasi mempengaruhi sikap anggota organisasi apakah melalui pemberian penghargaan atas sikap yang diinginkan ataukah dengan mengoreksi sikap yang tidak diinginkan. Lingkungan organisasi menyerupai keteladanan pimpinan dan model kepemimpinan serta masa depan organisasi yang cerah akan kuat pada derajat dan mutu perubahan sikap anggota organisasi. 

“Apa yang organisasi berikan pada anggota organisasi dan apa pula yang organisasi dapatkan”. Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh apa yang bisa diberikan organisasi kepada anggota organisasinya. Semakin tinggi kadar insentif yang diberikan semakin efektif terjadinya perubahan sikap anggota organisasinya. Sebaliknya organisasi yang tidak efektif atau gagal cenderung akan membuat perubahan sikap yang juga tidak efektif. 

(5) Tujuan organisasi 

Tujuan organisasi ditentukan oleh kepercayan kolektif dari para pimpinan organisasi dan ini membuat lingkungan tertentu. Selain itu tujuan merupakan turunan dari visi masa depan dan sistem nilai organisasi. Pemimpin organisasi yang mempunyai visi dan tujuan yang terang akan membuat lingkungan yang mendorong sikap produktif. Sebaliknya hanya akan membuat kebingungan di kalangan anggota organisasi. 

3. Faktor-Faktor Eksternal Dan Internal Pendorong Perubahan Kepemimpinan Partisipatif 

Semua organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis dan berubah. Lingkungan eksternal organisasi cenderung merupakan kekuatan yang mendorong untuk terjadinya perubahan. Di sisi lain, bagi organisasi secara internal mencicipi adanya kebutuhan akan perubahan. Oleh alasannya yaitu itu, setiap organisasi menghadapi pilihan antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan. 

Terminologi tersebut mengandung makna bahwa kebutuhan akan perubahan lebih bersifat faktor internal organisasi, sedangkan kekuatan untuk perubahan sanggup bersumber dari faktor eksternal dan internal. Sementara itu, Kreitner dan Kinicki (2001) memperhatikan bahwa kebutuhan akan perubahan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu external forces dan internal forces. Faktor eksternal berasal dari luar luar organisasi, sedangkan Faktor internal bersumber dari dalam organisasi. 

a. Faktor Eksternal 

Faktor eksternal yang mempunyai pemberian efek global menjadikan organisasi berpikir perihal inti dan proses dari bisnis dengan mana produk dan jasa dihasilkan. Menurut mereka terdapat empat faktor eksternal, yaitu sebagai berikut. 

1. Demographic characteristics (karakteristik demografis) 

Unsur demografis antara lain yaitu umur, pendidikan, tingkat keterampilan, gender, migrasi, dan lain-lain. Di masa kini terdapat kecenderungan bahwa tenaga kerja semakin beragam, dan terdapatnya bisni penting yang sanggup mengelola keberagaman secara efektif. Oleh alasannya yaitu itu, organisasi perlu mengelola keberagaman secara efektif kalau menginginkan untuk mendapatkan bantuan dan akad maksimum dari pekerjanya. 

2. Technological advancements (kemajuan teknologi) 

Baik organisasi manufaktur maupun jasa semakin meningkat dalam memakai teknologi sebagai alat untuk memperbaiki produktivitas dan market competitiveness. Sekarang ini terjadi peningkatan manufacturing automation dan office automation. Robot dan komputer banyak dipergunakan dalam manufaktur. Mereka yang tertinggal dalam teknologi akan mengalami kesulitan dalam persaingan. 

Pengembangan dan penggunaan teknologi informasi mungkin merupakan kekuatan terbesar untuk perubahan. Semua organisasi, baik besar dan kecil, swasta dan publik, pencari keuntungan dan nirlaba, harus memakai teknologi informasi. 

Para pakar percaya bahwa e-business akan terus membuat perubahan secara evolusi di dalam organisasi di seluruh dunia. Organisasi didorong untuk bergabung dengan e-volution. 

3. Market changes (perubahan pasar) 

Pentingnya ekonomi global yaitu memaksa perusahaan mengubah cara mereka mengerjakan bisnis. Banyak perusahaan Jepang menghentikan filosofi "Bekerja untuk seumur hidup" alasannya yaitu meningkatnya persaingan internasional. Hal tersebut terjadi alasannya yaitu semakin besarnya tekanan eksternal. Perubahan pasar terjadi alasannya yaitu akhir merger dan akuisisi, perubahan kekuatan persaingan domestik dan internasional, dan sanggup pula alasannya yaitu terjadinya resesi ekonomi. 

Oleh alasannya yaitu itu, organisasi harus berguru bagaimana membuat kolaborasi yang saling menguntungkan dengan organisasi lain, kalau ingin survive dalam dunia luas yang penuh dengan restrukturisasi, aliansi, dan partnership. 

4. Social and political pressures. (tekanan sosial dan politik) 

Tekanan sosial dan politik sanggup tumbuh dari adanya perang, adanya nilai-nilai yang harus dipertahankan, maupun tipologi kepemimpinan. Terkadang pengusaha kuat sanggup menyalurkan tekanannya melalui forum legislatif. Runtuhnya komunisme Rusia dan tembok Berlin sanggup memacu tumbuhnya kesempatan bisnis. 

Meskipun sulit bagi organisasi memperkirakan perubahan dalam kekuatan politik, banyak organisasi menyewa pelobi dan konsultan untuk membantu mendekteksi dan merespons perubahan sosial dan politik. 

b. Faktor Internal 

Faktor internal tiba dari dalam organisasi. Faktor ini mungkin sifatnya lebih lunak, menyerupai rendahnya kepuasan kerja, atau dalam bentuk tanda menyerupai rendahnya produktivitas dan konflik. Faktor internal untuk perubahan tiba dari hal-hal berikut ini: 

1. Human resources problems/prospects (problem/prospek SDM) 

Masalah ini bisa timbul alasannya yaitu presepsi pekerja perihal bagaimana mereka diperlakukan di daerah kerja dan kecocokan antara kebutuhan dan impian individual dan organisasi. Ketidakpuasan pekerja terjadi alasannya yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dan ketidakpuasan kerja. 

Organisasi harus merespons dilema ini dengan memakai aneka macam pendekatan dalam desain perkerjaan, konflik peran, dan ambiguitas. Organisasi harus bisa merhargai dan menawarkan legalisasi kepada pekerja yang berprestasi. Sementara itu, prospek bersifat positif sanggup diperoleh dari partisipasi dan saran dari pekerja. 

2. Managerial behavior/decisions (perilaku/keputusan Manajerial) 

Konflik antara manajer dan bawahannya merupakan tanda bahwa perubahan diperlukan. Baik manajer maupun pekerja mungkin perlu interpersonal training, atau sekadar dua orang tersebut perlu dipisahkan. Kekuatan untuk perubahan sanggup tiba dari adanya konflik, kepemimpinan yang jelek, sistem penghargaan yang tidak adil, dan perlunya reorganisasi struktural. 

Kesimpulan 

Kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha-usaha seorang manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam membuat keputusan yang kalau tidak demikian maka akan dibentuk sendiri dari manajer itu. Partisipasi mempunyai banyak bentuk, dimulai dari melaksanakan revisi keputusan tentatif sesudah mendapatkan protes, meminta saran sebelum membuat keputusan, meminta seseorang atau kelompok untuk gotong royong membuat suatu keputusan yang tergantung pada persetujuan final dari manajer tersebut. Mengikut sertakan orang lain dalam membuat keputusan sering merupakan kebutuhan biar keputusan biar kebutuhan tersebut diterima dan diimplementasikan dalam organisasi. 

Partisipasi mustahil efektif kalau partisipan potensial tidak mempunyai target yang sama dari pemimpin tersebut, kalau mereka tidak ingin mendapatkan tanggung jawab untuk membantu dalam pengambilan keputusan, kalau mereka tidak mempercayai pemimpin tersebut, atau kalau tekanan waktu dan penyebaran partisipan membuatnya tidak mudah kalau melaksanakan konsultasi dengan orang-orang atau untuk mengadakan pertemuan kelompok.

Related Posts

Post a Comment